Gimana dengan kalian?
Pasti punya mimpi ataupun cita-cita kan? Cara mewujudkan dan terus berjuang
mencapainya gimana? Ok, dibaca yah pemirsa…. Marilah berceloteh sedikit
mengenai mimpi/cita-cita.
Gue di TK itu maunya
jadi apayah? Pas kecil mungkin ga salah semua teman sekelas maunya jadi dokter
yasudah gue ikut-ikutan aja bilang pengen jadi dokter. Tapi disaat SD gue
ditanya mau jadi dokter apa? Dan gue bingung banget, kemudian di kelas 3 SD gue
memilih ingin menjadi jurnalis atau wartawan untuk bisa mencatat/merekam segala
situasi dan bisa dikenang diwaktu yang akan datang. Tapi beberapa saat lagi
mungkin dikelas 4 SD, gue pengennya menjadi pengacara yang bergelar Sarajana
Hukum alasannya sih untuk mengungkap kebenaran aja ketika seseorang terperanjat
akan fitnah dan tuduhan yang sama sekali bukan kesalahannya. Di kelas 4 SD gue
sudah mulai menulis puisi untuk dikirim ke beberapa majalah meski gue gagal
kirimnya karena ga ngerti-ngerti cara kirim via post. Yah waktu itu gue suka
banget nulis puisi dan beberapa cerpen tentang kehidupan disekeliling gue. Nah
di usia 9 tahun itu gue udah bingung mau jadi apanih mau jadi Pengacara atau
Penulis?? Hmm puisi gue masih norak dan amatiran jadi gue perlu belajar lagi
dan gue ga ngerti tentang profesi sebagai penulis gimana? Gue ga tau komisinya
berapa. Jadi tetap gue milih cita-cita gue adalah Pengacara karena gue lebih
berani berdebat untuk membenarkan sebuah kesalahan. Kebetulan sih gue suka
apapun yang berbaur politik dan ada niat juga sih untuk bergabung ke salah satu
partai ternama bila suatu saat nanti HAHA. Naik ke kelas 5 SD gue lebih sering
baca novel ataupun beberapa komik dan kecanduan mengarang cerpen, bahkan tiap
ada lomba di sekolah kategori mengarang gue selalu ikut dan pernah mewakili
sekolah setingkat kota. Nah, gue dalami hobi gue hingga gue lihat di TV tentang
penulis sukses yang mendapatkan royalty dengan persenan yang begitu besarrrrr
langsung saja gue tegasin GUE MAU JADI PENULIS BAGAIMANAPUN KEADAANNYA GUE MAU
JADI PENULIS!! Dan beberapa orang bertanya “kenapa harus memilih jadi penulis?”
mau tau jawabannya?? HAHA—gue mau jadi penulis dan menghasilkan beberapa karya
sastra agar bisa dibaca semua orang dan dipahami maksudnya lalu bisa mereka
terapkan kedalam kehidupan sehari-harinya atas kandungan positif di karya gue.
Hingga memasuki jenjang SMP gue masih saja menginginkan menjadi penulis, gue
juga suka menerbitkan puisi-puisi gue di mading sekolah pas SMP.
Di saat kelas 8 SMP gue
tiba-tiba jago menilai gerak-gerik beberapa orang ketika sedang berbicara dan
gue dengan lancangnya langsung menyimpulkan kepribadian orang-orang itu padahal
gue Cuma lihat luarnya mereka aja. Nah apasih ini yang terjadi. Bukan seperti
peramal sih tapi tepatnya gue bisa membaca situasi gitudeh. Ohyaaa? Hmm iya ini
ga bohong. Beberapa temanku juga sering meminta solusi atau saran tentang
masalahnya karena menganggap gue lebih bisa memahami situasi hatinya. Atas dari
itu ketika gue membaca buku-buku tentang psikologi dan browsing artikel-artikel
berkait ilmu psikologi tiba-tiba gue jadi tergiur ingin menjadi dokter
psikologi dan menyandang kelas S,Psi. kalo ditanya alasannya gue jawab aja :
“gue mau jadi dokter
psikologi untuk bisa menangani orang-orang yang mengalami ketekanan batin
akibat guncangan masalah yang terlalu berat, bisa membantu segala problema dari
orang-orang yang merasa putus asa untuk menanganinya, ingin juga memahami jalan
pikiran orang-orang yang telah memilih jalan yang salah seperti Drug Addicted,
dan kalo menjadi dokter psikologi seperti gue ga gampang di tipu ataupun
dibodoh-bodohi”
Itu alasan gue,
sepertinya juga teman-teman ku pada mendukung untuk bisa mewujudkan ambisi gue
yang mau menjadi Dokter Psikologi. Yah hingga disaat umur gue udah 15 tahun gue
simpulkan gue mau jadi apa berdasarkan kemauan gue dari kecil. Gue mau jadi
wanita yang sukses dengan menyandang status Dokter Psikologi dan semua
orang-orang yang berkonsultasi ke gue atas masalah-masalahnya yang berbeda bisa
gue buatkan sebuah cerita indah kedalam sebuah buku yang akan dijual dan hasil
royaltinya bisa gue sumbangkan ke orang-orang yang kurang mampu. Kalau gue
ditawarin maju ke dunia politik sepertinya---GUE MAU! Yah gue kan suka dunia
politik. Tapi cukuplah, gue mau jadi Dokter keahlian jiwa aja deh.
Gue punya taget ingin
kuliah dimana juga nih. Kalo gue masih tinggal di Makassar gue maunya sih
kuliah di UNHAS dan milih fakultas Psikologi. Kalo gue dibolehin kuliah di
Jakarta gue maunya kuliah di UI dengan fakultas Psikologi juga dong. Kalo
diluar negeri gue mau kuliah di Australia karena Negara itu Negara favorit gue
soaleee. Karen sekarang gue duduk di SMK jurusan Pariwisata dan semisal nantinya
gue ga mampu biayain kuliahan gue usahain untuk bisa ambil kerja sampingan di
maskapai penerbangan. Amin yaAllah…
Kalo dapat pertanyaan,
Mau punya pendamping hidup seperti apa? Maksudnya Profesi dan jabatan yang
gimana?
Jawabnya, Gue mau punya
suami yang berbekal ilmu yang tinggi dan kalo bisa dia itu lulusan S2 kalo
jabatannya apa kayaknya apa aja deh jabatan dia yang jelas ilmunya banyak. So
pasti dong Agama nya sama dengan gue “ISLAM”. Ga harus dari keturunan darah
biru, yang penting ilmu dan hasil lulusan sekolah tinggi. Bisa menjadi pedoman
untuk keluarganya. Pendorong dan pemberi semangat.
Sepertinya membahas soal
husband itu terlalu dewasa buat gue, dan sebelumnya gue ga pernah membayangkan
hal seperti itu karena gue ketakutan tiba-tiba sesekali memikirkan hal yang
ewwwww.
Gimana cara mewujudkan
ambisi gue?
Hanya beberapa kata
kunci…
Bertaqwa kepada Allah,
Berbakti kepada orang tua, Rajin, Berusaha, Berdoa, Belajar,
Bersungguh-sungguh, gak PACARAN kalo belum sukses!!
Yah itu aja deh cara gue
untuk bisa membahagiakan kedua orang tua atas impian gue selama ini. Gue juga
harus bisa mendapatkan restu kedua orang tua untuk meneruskan impian gue ini.
Never Say Never ajalah. Allah juga selalu membimbing langkah hambanya ke jalan
yang lurus “Amin”
Meski gue sering dapati
kata-kata bully dari orang-orang tentang impian gue yang terlalu tinggi padahal
gue adalah anak dari keluarga yang sederhana itu semuanya ga ngebikin gue putus
asa dan terpaku akan kata-katanya. Toh gue ada hak untuk berambisi dan
kewajiban gue yah hanya untuk mewujudkan semuanya aja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar