Pages

Jika jodoh itu kamu, maka aku salah berharap tentang jodoh!

Senin, 05 Juni 2017

Kepada calon Imamku...
Kepada calon jodohku...

Aku tidak tahu siapa kamu.
Tapi, hari ini ada seseorang yang terindikasi 'jodoh'.
Dia orang yang bersamaku selama empat tahun ini.
Kali ini, aku bicara ke 'jodoh, dia bisa menganggap bahwa dia itu 'jodoh' atau terserah.

Hai, jodoh.
Kamu adalah laki-laki, tentu.
Kamu menginginkan perempuan yang bisa membahagiakanmu, benarkah?
Kamu mengidamkan perempuan yang kelak menjadi bidadari surgamu, betul?
Lalu, kamu punya apa untuk memiliki perempuan yang kau inginkan?

Perkenalkan, saya Wida Wahyuni.
Aku bukan perempuan yang berasal dari keluarga dengan pegangan agama yang kuat.
Aku bukan perempuan yang memiliki masa lalu tanpa malu.
Aku bukan perempuan yang menjamin kesucian itu masih kokoh.
Aku bukan perempuan yang tak pernah tak memperlihatkan aurat yang seharusnya milikmu.
Aku bukan perempuan yang sehari-harinya dihabiskan untuk beribadah.
Aku bukan perempuan yang selalu dikelilingi dengan hal kemuliaan.

Hai, jodoh.
Aku punya keluarga yang masih selalu berusaha meningkatkan ibadahnya.
Aku punya Ayah yang bukan seorang tokoh agama penting, pejabat terhormat, pengusaha terpandang.
Aku punya Ibu yang bukan seorang ustadzah, hafidzah, nyonya sosialita.
Aku punya kakak yang tidak berwibawa menjagaku dan melindungiku.
Aku punya adik yang tidak benar-benar menghormatiku.
Keluargaku penuh dengan kemerawautan.
Keluargaku tidak berderajat tinggi.
Keluargaku jauh dari namanya berpendidikan tinggi.
Keluargaku lebih memiliki pengalaman tidak mengenakkan daripada yang menyenangkan.
Keluargaku, ada yang menganggap kami semua hina.
Ayah-Ibu yang aku panggil mama-bapak itu masih dalam tahap penyempurnaan ibadah.
Mereka masih sering 'tidak sengaja' melakukan hal yang dilarang Tuhan.
Kakak-Adikku pernah melakukan kesalahan fatal.


Hai jodoh.
Aku bukan dan tidak berasal dari keluarga yang keluargamu harapkan.

Hai, jodoh.
Tahukah kamu bahwa masa lalu bukan lagi tempatku berpijak?
Lalu, buat apa aku mempermasalahkan itu?
Aku memiliki masa lalu yang kelam.
Aku sering melakukan kesalahan ketika lalu.
Aku pernah 'berantakan'.
Masa lalu ku tidak baik, tidakkah kamu enggan menerimanya?
Yah, silahkan.
Aku lebih baik memberitahumu bahwa masa lalu ku buruk meskipun jika kenyataannya tidak.
Aku tidak mengingkan jodoh yang akan menghina masa laluku.
Meskipun buruk masa lalu itu, setidaknya masa lalu mengajarkanku banyak hal.
Aku bersyukur bahwa masa lalu yang sempat kulalui itu berduri tajam dan terasa pahit dalam ingatan, tapi aku bisa mendapat hikmah yang bejibun dari kesuraman hidup pada masa lalu.
Aku tidak memaksa jodoh menerima masa laluku.
Aku lebih baik ditinggalkan karena masa laluku.
Itu akan membuatku merasa lebih damai jika ditinggalkan karena masa lalu.

Hai, jodoh. Iya, kamu. Kamu yang membaca ini pasti bertanya siapa jodoh itu? saat itu aku berbicara dengan kamu sebagai pembaca yang kukenal sejak empat tahun lalu.
Kamu tentu tahu bahwa kesucian tidak bisa kujanjikan kepada engkau.

Hai, jodoh.
Jika sedari dulu aku telah mengenakan penutup aurat yang sesuai syariat Islam, bukankah sebaiknya aku tidak ingin mengenalmu sekarang?
Kini saya dalam pencarian jati diri.
Proses berhijrah ku memakan waktu lama.
Jika kau merasa jijik mengenai caraku mengumbar urat sebelum tiba saatnya aku berkerudung transparan, aku mempersilahkan kamu pergi!
Aku tidak melalui cara instan untuk berpakaian santun.
Aku membawa pemikiran yang Islami untuk belajar syariat Islam.
Aku dulunya perempuan yang senang mengumbar aurat.
Tetapi, kedewasaanku yang tanpa tersentuh paksaan siapapun akhirnya aku memahami hal-hal yang tidak sepatutnya aku lakukan.
Aku perlahan belajar menutup aurat dengan lembaran kain tipis menyelimuti rambutku.
Kemudian, aku belajar mengenakan bawahan yang tidak terbelah dan mulai mengulurkan kain ke bagian dada.
Lalu, kini aku belajar bergamis dan berkhimar.
Kemudian, kamu masih sering menghakimiku dengan hujatanmu atas masa lalu ku yang sangat buruk itu.
Lucu sekali yah kamu jodoh!
Kamu lantas mencari perempuan sesempurna apa?
Kamu mencari perempuan yang berasal dari keluarga baik-baik yang tidak pernah diizinkan keluar rumah tanpa penutup kelapa?
Aku mempersilahkanmu mencari seperti itu.
Aku tidak butuh kamu yang menertawakan masa laluku (walaupun pahit, tapi itu adalah jembatanku untuk berhijrah).

hai, jodoh.
kamu mencari perempuan rajin beribadah? benarkah?
aku bukanlah perempuan yang sejak baliq telah tekun beribadah.
tidak.
aku hanyalah perempuan yang belajar sholat dari sekolah.
aku dahulunya bukan perempuan yang waktunya dihabiskan untuk beribadah.
yah, aku lebih sering menghabiskan masa sekolahku di tempat orang-orang penganut hedonisme.
aku lebih senang bercengkerama bak seorang kapitalisme.
tapi, kini aku berusaha beribadah tepat waktu.
saat ramadhan aku berusaha melaksanakan shalat malam di mesjid.
lucunya, kamu menghardikku pergi ke mesjid dengan dalih bahwa kamu takut aku dilirik orang lain?
wah bodoh!
mau kamu apa?

hai, jodoh.
aku bukanlah orang yang memiliki teman-teman shalihah.

Silahkan, pergi.

aku tidak percaya jodoh itu dia. aku tidak percaya bahwa kamu itu jodoh.

karena jodoh yang sebenarnya akan lebih ikhlas menerima masa laluku, membimbing ku saat ini, dan mendampingiku ke masa depan.

------

kamu ingin punya jodoh sempurna?
bercerminlah engkau wahai laki-laki yang selalu merasa sempurna!
sudah sebaik apakah dirimu hingga tanpa salah kau leluasa mengataiku?
seindah apakah masa lalumu hingga menghina masa laluku?
sudah jelaskah masa depanmu?
jika kau tidak menginginkanku dengan masa lalu yang kubawa, silahkan pergi.
jika kau menginginkan perempuan yang tidak akan menyakitimu, maka jangan pernah berani meneteskan air mata perempuan.

-----

aku berharap ada perempuan lebih baik untukmu.
 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS