“
Please know that no matter what happens between us, I will always love you. You
will always be my fave and number one. “
Begitu kalimat yang tergetarkan dibibir Audrey, Ucapan
yang sama sekali tak akan didengarnya. Mungkin kalimat itu yang seperti dirasakan Audrey
kini. Isi hatinya entah berwarna apa bahkan mungkin tidak berwarna sedemikian
apapun. Setelah kepergiannya, setelah meninggalkan Audrey, suasana yang begitu
hidup di hati Audrey kini telah lebur dan hanya bisa terkubur di dalam jiwa.
Ketika Audrey
terduduk di gazebo taman belakang rumahnya, ia selalu saja terbayangkan
saat-saat yang begitu indah ketika bersama Alvaro.
A month ago---
“ So hold me
when I’m here, right me when I’m wrong, hold me when I’m scared and love me
when I’m gone! Kamu sumber semangatku rey, jangan pernah berhenti mencintaiku
until I gone.”
Mohon Alvaro
sambil menatap penuh kasmaran tepat di kedua mata Audrey. Mungkin begitu
sulitlah Audrey untuk mengerti makna dari ucapan Alvaro. Tapi saat itu Audrey
tidak terlalu ingin tahu apa arti sesungguhnya kalimat itu karena menurutnya
sekarang ini yang terpenting adalah ALVARO bersamanya dan sama sekali tidak
pernah membayangkan Alvaro akan meninggalkannya. Namun berbeda dengan Alvaro
yang mempercayai cinta sejati itu hadir dikala mereka terpisahkan maka cintalah
yang akan mempertemukannya.
“ Al, kalau
memang kita akan berpisah maka hal pertama yang ku lakukan adalah hanya
mencatat tanggal dan waktu ketika kamu meninggalkanku karena ku yakin di waktu
yang sama walau itu tahun depan bahkan selanjutnya aku akan bertemu kamu even I
don’t know tempatnya dimana. Kamu percaya True Love dan saya akan mencoba pula
mempercayainya itu karena kamu and because of love. “
Suasana itu
terasakan begitu ramai di hati mereka walau pada saat itu hanya mereka berdua
yang sedang berbagi kasih di pinggir danau itu. Terpancarkan kebahagiaan yang
sangat mendalam dari mereka.
“It’s Times Up,
balik yuk. Pasti kamu juga sudah letih banget deh.”
Dengan anggukan
dari Audrey, Alvaro pun menarik tangan Audrey yang sedari tadi bertujuan ingin
mengajak pulang. Namun di waktu bersamaan tarikan tangan dari Alvaro di ulur
kembali oleh Audrey…
“i really can’t
live without you, I don’t know what will happen to my life without u”
Alvaro hanya
tersenyum menanggapi perkataan Audrey.
Keesokan
harinya, Alvaro pun harus pergi. Walau hatinya takkan bisa pergi dari Audrey
namun raganya harus bersedia tanpa ada Audrey disisinya. Alvaro harus pergi
bukan karena keinginannya namun dia harus menjalani sebuah training pertukaran
pelajar di Australia. Ia pergi tanpa meninggalkan kata sampai jumpa kepada
Audrey mungkin ini karena Alvaro tidak menginginkan Audrey akan berlarut dalam
kesedihan akan keberangkatannya.
“ Bye, rey. I
wish god always save you. Aku akan selalu menjagamu didalam hatiku”
Kalimat itu
terpekik sejenak di dalam benak Alvaro sebelum akan memasuki mobil yang akan
membawanya ke airport.
June 1st,
From : Ms-Audreyxx
To : ItsAlvaro
Al,
hari ini adalah tepat sebulan kamu pergi meninggalkanku. Masih ada 2 bulan yang
artinya 60 hari kedepan aku akan bertemu kamu. Itu masih lama, Al. Aku tak
pernah tahu sedang apa dan bersama siapa kamu disana. Semoga segala education
yang berbasis di Negara sana akan selalu bisa kamu pahami. Al, come back asap
please! I miss you so badly! Setelah kepergianmu itu, kamu tidak pernah lagi
mengabariku. Semuanya kamu abaikan mulai dari mention ku ke kamu.
Berbagai cerita ingin aku ceritakan ke kamu, Al. Email
ku yang kukirim pun tidak pernah kamu balas. Dan entahlah ini akan menjadi
email yang keberapa setelah aku mengirimnya. Tolonglah, balas!
Alvaro---- Minggu kemarin ada siswa baru di sekolah
kita. Dia mendapatkan training seperti kamu. Dia dari Singapore. Namanya Louis,
orangnya baik karena dia perhatian seperti kamu. Dia itu lumayan fasih juga
berbahasa Indonesia. Terkadang orangnya sering joking tapi aku sering
anggapinnya itu seperti hal yang paling bodoh untuk di tertawakan karena aku
yakin itu ga lucu sama sekali. Sewaktu di kelas itu dia lagi enak-enakan
canda-candaan dengan teman yang lainnya dan tiba-tiba itu aku datang . dia
langsung aja ajukan pertanyaan dan itu teka-teki yang teraneh menurutku.
“Hey, Amazing. There is a beautiful girl. Ayo kita
ngobrol. Gue punya banyak teka-teki dan kata-kata gombalan. Kamu mau?”
“No, Thanks. “ Begitu jawabku, singkat dan datar. Aku
ga suka kalo dia ajakin aku bermain yang sama sekali ga ngehibur aku. Meski
mereka tertawa sekencang-kencangnya hatiku masih terasa sedih, itu karena kamu
Al.
Alvaro…. Aku tau kamu adalah orang disiplin. Jadi,
mustahil bagiku kalo kamu tak sempat membuka boxmail mu. Aku tahu kamu sibuk
belajar tapi akupun yakin kalo kamu bisa ngemanage waktu kamu hingga bisa
meluangkan waktu untuk membalas email-ku meski itu singkat, Al.
Sekarang ini saya sedang menuliskan email untukmu
dengan meminjam iPad dari kakakku. Meski ada halangan untuk mengirim email ini,
aku selalu berusaha walau harus mengemis untuk dipinjamkan.
Come on Al. Balik pleaseeee! Balaslah email ini.
Langit kini
mencurahkan warna jingga nya hingga terlihat begitu menawan. Siangpun dengan
terik matahari yang begitu cerah kini telah berlalu. Putaran bumipun telah
memunculkan sang bulan yang akan menerangi kegelapan di malam hari ini.
Saat yang
seharusnya Audrey untuk bermimpi tetapi tidak untuk malam ini. Sekarang ia
masih saja terus melamuni segala bayangan Alvaro yang ia yakini akan segera
terjadi bahwa ia akan bertemu Alvaro dalam waktu dekat ini. Pada saat itu
Audrey sedang terduduk menghadap daun pintu jendela kamarnya yang tepat
dihadapan bulan. Kegiatan itu terus berlangsung hingga jarum jam menunjukkan
pukul 00:30 dini hari. Dalam waktu itu Audreypun menyaksikan hiasan bintang
jatuh dan tiba-tiba pula Audrey making a wish. Audrey sangat berharap emailnya
bisa dibaca dan dibalas oleh Alvaro serta tulisan-tulisan di blognya bisa ia
baca kalo semua yang bertentangkan cinta adalah Alvaro. Entahlah kapan itu
semua terwujud walau Audrey telah memohonkan itu dihadapan sang bulan setelah
jatuhnya bintang.
“God, I hope
someday. Dia akan menemukan segala tulisan ku dan dia membaca semuanya. I hope
he’ll know that they’r about him”
Burung-burung
yang menari didepan jendela kamar Audrey sambil mengicau merdu bersama sinaran
hangat sang mentari berhasil membangunkan Audrey di pagi itu. Hari itu hari
yang mengaharuskan Audrey untuk berseragam sekolah dan menghadapi schedule
kelas untuk hari Kamis itu.
Audrey pun
terlihat semangat akan berangkat sekolah. Walau dengan senyuman indah dari
Audrey di pagi itu pasti hatinya masih terasa pilu bila mengingat tak ada
Alvaro lagi yang selalu menjemputnya di gerbang sekolah. How pathetic! Mungkin
Audrey bisa saja menangis dimanapun ia berada selagi mengingat Alvaro namun
hatinya kini telah beku dan hanya bisa meritiskan airmata di dalam hati saja.
Begitu sedihnya hati Audrey yang terasakan.
Di saat
breaktime. Louis bergeges menuju tempat duduk Audrey yang terlihat Audrey
sedang asik menyantap pesanannya walau terlihat saat itu mata Audrey menatap
segala ruangan tanpa jelas.
“Hey beautiful
girl…… what’s on your mind? Kamu terlihat begitu aneh. Kamu meminum segelas
juice tapi matamu terlihat berlarian entah apa yang kamu tatap.”
“u’re suck! Kamu
ga tahu apa-apa. Aku lagi bersenam mata saja.”
“ u lied. Aku
tahu kamu pasti memikirkan Alvaro.”
“ how the
hell??? Kamu tahu darimana tentang Alvaro?”
“Yup, Jayden
yang memberitahuku sewaktu aku bertanya
kamu itu sudah punya pacar apa belum. Dan well, Gue disitu langsung tahu kalo
kamu sedang menunggu Alvaro!”
‘Dasar Jayden,
ember!’ Audrey sangat kesal dengan Jayden yang telah menceritakan tentang
Alvaro ke Louis. Audrey tahu kalo Louis itu memang suka dengan dia sejak Louis masuk
sekolah di hari pertama namun begitu sulit untuk membuka hati lagi kepada
Louis. Di hadapan Louis, Audrey hanya tinggal berdiam diri karena merasa malu
Louis telah mengetahui apa yang sedang ia pikirkan. Namun demikian, Audrey pun
masih menyangkal ketika ditanyakan lagi oleh Louis.
“heyyyy. Is it
true? Ayo deh kamu ngaku aja.”
“whatever.
Apapun yang aku pikirkan itu adalah bukan urusan kamu.”
Audrey
sepertinya sangat murka. Ia langsung saja meninggalkan Louis sendirian di meja
kantin. Begitu cepat langkah Audrey berpaling dari kantin. Louis pun merasa
bersalah atas pertanyaannya tadi. Ia ingin meminta maaf tapi Louis yakin kalo
waktunya sedang tidak tepat karena emosi Audrey kini sedang di ujung tanduk.
“Rey, Maafin
aku. Andai saja kamu tahu kalo aku akan selalu menunggumu untuk tahu isi
hatiku. I love you no matter what happen. “
August, 1st
From : ItsAlvaro
To : Ms-Audreyxx
Selama
ini aku selalu membaca email dari kamu. Sudah 43 email yang telah kamu kirimkan
ke aku. Dan andai saja kamu tahu sejak dari dulu kalo aku telah menyimpan 54
email ke draft. Sebagian dari itu berisikan balasan dariku atas kiriman
emailmu. Aku punya alasan mengapa aku tidak memberanikan diri untuk
mengirimnya. Aku takut menjawab bahwa aku tidak akan lagi pulang ke Indonesia
ketika kamu bertanya kapan aku kembali. Akupun
sangat takut membuat janji lagi ke kamu ketika kamu mengingatkanku
dengan janjiku pada 3 bulan yang lalu. Aku tahu, aku telah salah dan begitu
pengecut karena tidak menepati janji. Namun harus kamu ingat kembali, Rey. Aku
berjanji akan bertemu kamu lagi tapi entah itu kapan. Aku akan meneruskan
sekolahku di Australia. Aku akan memilih universitas terbaik di Adelaide
setelah lulus dari SMA. Maafkan aku, Rey. Harus kamu tahu kalau selama ini aku
selalu menjaga hatiku hingga kita akan bersatu lagi. Bukan berarti kamupun
harus begitu. Aku harap sekarang adalah waktunya untuk mencari penggantiku,
Rey. Aku bukan lagi yang terbaik untuk kamu karena telah meninggalkanmu. Aku
jujur bahwa kamu selalu menjadi terbaik untukku hingga kapanpun.
Bila
nanti kita bertemu dan kamu akan bersama orang yang kamu sayangi dan itu bukan
aku maka kamu adalah tetap menjadi cintaku. Aku tidak tahu apa yang akan
terjadi nanti. Mungkin saja aku menemukan perempuan yang akan aku sayangi tapi
aku yakin itu tidak membuat aku melupakan cintamu dan menghapus cintaku
untukmu.
Audrey, aku janji kamu tetap menjadi yang nomor satu
di hatiku. Meski ada cinta dari orang lain di hatiku. Aku selalu meminta kepada
Tuhan untuk memberikanmu cinta yang tulus.
Setelah membaca
email dari Alvaro. Audrey langsung saja meneteskan airmata dibahu Louis. Sejak
bulan lalu Audrey kini terlihat sering menghabiskan waktu bersama Louis bahkan
di saat bersama Louis, Audrey hanya bisa mengirimkan 1 email dalam setiap
minggu. Mungki bersama Louis, ia akan bisa melupakan Alvaro. Audrey merasakan
waktu yang telah ia habiskan bersama Louis adalah kenikmatan luar biasa setelah
Alvaro meninggalkannya.
Louis pun ikut
membaca email dari Alvaro itu lalu ia berusaha menenangkan hati perempuan yang
ia cintai saat ini.
“Love can make u
happy but often times it hurts, but love is only special when you give it to
who its worth.”
“Louis, aku telah merasakan kenyamanan bersama kamu.
Jangan pernah tinggalkan aku. Alvaro telah pergi.”
“Iya, rey. I love you meski aku tahu kamu belum bisa
membalas perasaan ku.”
“Louis, aku akan bisa mencintaimu tapi Alvaro tetaplah
menjadi cinta favorite selama hidupku. Aku akan mencintaimu sepenuh hatiku tapi
maaf kalo akupun akan menjadikan Alvaro sebagai cinta terbaik yang telah hadir
di kehidupanku”
“Semua itu adalah hak kamu Audrey, membalas cintaku
sudah menjadi hal yang begitu luar biasa untukku. Aku mengerti atas keputusanmu
selama itu membuatmu bahagia. Akupun selalu berusaha untuk terus menghadirkan
happiness di dalam hidupmu.”
-THE END-
“WIDA”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar