A.
Pengertian
Puisi
Secara
etimologis, kata ‘puisi’ dalam bahasa Yunani berasal dari poesis yang artinya ‘penciptaan’. Herman Waluyo (2005) berpandangan
bahwa puisi berupa karya sastra tertulis yang paling awal ditulis oleh manusia.
Ia juga mendefinisikan puisi sebagai karya sastra dengan bahasa yang
dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan
kata kiasan. Menurut Dresden (dalam Sayuti, 2000:237) menyatakan bahwa puisi
adalah sebuah dunia dalam kata. Sedangkan, Pradopo (2007) berpendapat bahwa
puisi adalah rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang penting, diubah
dalam wujud yang paling berkesan. Ada beberapa penyair Inggris yang
mengemukakan definisi puisi yang dikumpulkan oleh Shanon Ahmad (dalam Pradopo,
2007:6) yakni sebagai berikut.
1. Samuel
Taylor Coleridge mengemukakan bahwa puisi itu adalah kata-kata yang terindah
dalam susunan terindah.
2. Carly
mengatakan bahwa puisi merupakan pemikiran yang bersifat musikal karena
bunyinya merdu.
3. Wordsworth
mempunyai gagasan bahwa puisi adalah pernyataan perasaan yang imajinatif, yaitu
perasaan yang direkakan atau diangankan.
4. Dunton
berpendapat bahwa sebenarnya puisi itu merupakan pemikiran manusia secara
konkret dan artistik dalam bahasa emosional serta berirama.
Mengacu
pada definisi-definisi di atas terlihat bahwa ada perbedaan antara pendapat
para penyair, namun masih terdapat benang merah atau kesamaan. Shannon Ahmad
(dalam Pradopo, 2007:7) menyimpulkan bahwa puisi itu terdapat garis-garis besar
yang berupa emosi, imajinasi, pemikiran, ide, nada, irama, kesan pancaindera,
susunan kata, kata kiasan, kepadatan, dan perasaan. Jadi, dapat pula
disimpulkan bahwa puisi itu merupakan bentuk atau tulisan yang tersusun indah
yang berisi pemikiran seseorang dan perasaan. Menulis puisi adalah proses menyalurkan
perasaan dan hasil pengalaman melalui bentuk atau susunan kata yang indah
dengan melibatkan berbagai unsur seperti gaya bahasa.
Dari
segi waktu, puisi itu terbagi atas dua yakni puisi lama dan puisi baru. Puisi
lama adalah puisi yang lahir sebelum masa penjajahan Belanda, sehingga belum
tampak adanya pengaruh dari kebudayaan barat. Puisi lama cenderung tidak
diketahui nama pengarangnya karena bentuk penyampaiannya dari mulut ke mulut
atau secara lisan, dan sangat terikat dengan aturan termasuk penentuan jumlah
baris dan suku kata. Yang termasuk dalam puisi lama yaitu: (1) Mantra adalah
ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib; (2) pantun adalah puisi yang
bercirikan saja ab-ab, dsb.; (3) Karmina adalah pantun kilat; (4) Seloka adalah
pantun berkait; (5) gurindam adalah puisi yang berisi nasihat; (6) syair adalah
puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris bersajak a-a-a-a;
dan (7) talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6-10 baris.
Sedangkan, puisi baru bentuknya lebih bebas baik dalam segi jumlah baris, suku
kata, maupun rima. Ciri-cirinya adalah memiliki bentuk yang rapi, persajakan
akhir yang teratur, menggunakan pola sajak syair, setiap baris memiliki
kesatuan sintaksis. Balada, himne, romansa, ode, epigram, elegi, satire,
merupakan bagian dari jenis puisi baru.
B.
Struktur
Puisi
1.
Struktur
Fisik
a. Perwajahan
atau Tipografi, adalah bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi
kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak
selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik.
b. Diksi,
adalah seleksi kata-kata untuk mengekspresikan ide atau gagasan dan perasaan
(Ahmadi, 1988:126). Diksi juga berarti penataan, penyusunan, dan pemilahan
kata-kata ke dalam susunan tertentu yang secara efektif dapat mengungkapkan
ide, gagasan, dan perasaan.
c. Imaji,
merupakan reproduksi dalam pikiran mengenai perasaan yang dihasilkan oleh
persepsi yang bersifat fisik, mistis, dan psikis. Fungsi imaji di dalam puisi
ialah menggugah perasaan, pikiran, dan kesan mental pembaca puisi.
d. Kata
Konkret, adalah kata yang memungkinkan memunculkan imaji karena dapat ditangkap
indera yang mana kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang.
e. Gaya
Bahasa, adalah penggunaan bahasa dengan menghidupkan efek dan menimbulkan
konotasi tertentu dengan figuratif yang menybabkan puisi memancarkan banyak
makna.
f. Rima,
ialah persamaan bunyi puisi di baik awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima
mencakup tiruan bnyi yang memberikan efek magis, bentuk intern pola bunyi seperti
aliterasi dan asonansi.
2.
Struktur
Batin
a. Makna,
puisi harus memiliki makna di tiap kata, baris, bait, dan secara keseluruhan.
b. Rasa,
sikap penyair mengenai pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya.
Pengungkapan rasa erat kaitannya akan latar belakang sosial dan psikologi
penyair.
c. Nada,
sikap penyair terdapat pembacanya. Penyair dapat menyampaikan tema baik dengan
nada yang menggurui bahkan bekerja sama dengan pembaca dalam pemecahan masalah
atau menyerahkan masalah kepada pembaca.
d. Amanat,
adalah pesan yang disampaikan di dalam puisi kepada pembaca.
C.
Kualitas
Puisi
Menghasilkan
atau menulis sebuah puisi haruslah memiliki nilai atau kualitas yang baik agar
dapat diapresiasi dengan baik pula oleh pembaca. Ada 10 konsep puisi yang
berkualitas yakni sebagai berikut.
1. Sebuah
puisi dapat dikatakan berkualitas apabila merupakan usaha merekam isi jiwa
penyairnya. Jika penyair merasa telah sanggup merekam isi jiwaya ke dalam
bahasa puisi, dapat diharapkan puisi itu memenuhi konsep puisi berkualitas.
2. Puisi
berkualitas adalah puisi yang komunikatif. Bentuk rekaman kejiwaan itu haruslah
komunikatif. Puisi yang komunikatif juga ada yang tidak berkualitas, dengan
begitu pengertian komunikatif ini hendaklah diproyeksikan pada bentuk yang
interaktif dan dialektif, pesan yang disampaikan harus mudah ditangkap.
3. Puisi
yang berkualitas menunjukkan adanya keteraturan. Keteraturan puisi bergantung
sistem puisi, kode bahasa, pengemasan pesan, penggunaan piranti keindahan
bahasa dan kedalaman makna pesan.
4. Setiap
puisi yang berkualitas menunjukkan adanya integrasi semua unsur, aspek,
komposisi, dan komponen pembentuk puisi.
5. Sebuah
puisi berkualitas menunjukkan adanya penemuan. Penemuan di sini terkait dengan
estetika, pola ucap, teknik pemaparan, dan pengemasan pesan yang memesona.
6. Puisi
yang berkualitas menunjukkan ekspresi penyairnya.
7. Puisi
yang berkualitas selalu pekat, kental, kenyal, lentur, luwes, dan dinamis.
8. Puisi
yang berkualitas selalu berisi penafsiran kehidupan.
9. Puisi
berkualitas menunjukkan adanya pembaruan, baik dalam tataran ide, kemasan,
bahasa, dan ekspresinya.
10. Puisi
yang berkualitas mampu memberikan penghiburan spritiual, batiniah, rasa senang,
puas, mempesona, dan mungkin dapat membius pembacanya.
D.
Penulisan
Kreatif Puisi
Dalam
penulisan puisi setiap individu tentunya harus melewati serangkaian proses
kreatif dengan gaya tersendiri. Secara umum proses kreatif yang dilalui semua
orang hampir sama yang biasanya terdiri atas empat tahap yaitu sebagai berikut.
1. Pencarian
Ide
Bahan
pertama dalam menulis puisi adalah ide atau inspirasi, yaitu sesuatu yang
menyentuh rasa atau jiwa yang membuat seseorang ingin mengabadikan dan
mengekspresikannya dalam puisi. Ide berupa pengalaman yaitu segala kejadian
yang ditangkap panca-indera kita, yang kemudian menimbulkan efek, lalu
dituliskan dalam bentuk puisi.
Proses
pencarian inspirasi itu haruslah bersifat aktif-kreatif, bukan pasif yaitu
menunggu inspirasi datang. Inspirasi atau ide seharusnya dipanggil, dicari, dan
diburu dengan cara membuat panca-indera lebih sensitif dalam memaknai setiap
kejadian yang dijumpai.
2. Perenungan
Jika
ide itu sudah didapat, maka renungkanlah. Biasanya proses perenungan ini lama
karena berkaitan dengan cara yang akan dilakukan agar ide itu menarik. Dalam
pengembangan ide yang harus direnungkan utamanya adalah kata-kata karena kunci
utama puisi adalah pada konsentrasi kata, sehingga aspek utama merenungkan ide
adalah pemilihan diksi.
3. Penulisan
Selanjutnya
adalah penulisan. Tulislah apa yang sudah ingin ditulis dengan segera tanpa
ditunda-tunda, jangan berhenti kalau memang benar-benar buntu. Prinsip
menulisnya adalah ungkapan segala hal yang sudah ada dalam otak tentang ide
yang sudah didapatkan. Dalam penulisan ini, persoalan yang sering muncul adalah
buntu. Jika hal itu terjadi, jangan memaksakan agar tulisan selesai karena
puisi yang baik dilihat dari proses.
4. Editing
dan Revisi
Editing
berkaitan dengan pembetulan pada puisi yang diciptakan pada aspek bahasa, baik
salah ketik, pergantian kata, sampai kalimat, bahkan tata tulis. Sedangkan,
revisi berkaitan dengan penggantian isi. Editing dan revisi menjadi syarat
mutlak untuk bisa menghasilkan karya puisi yang bagus. Editing dan revisi
merupakan bagian dari keharusan proses menulis yang selain bertujuan untuk
membuat puisi menjadi lebih baik, juga untuk menunjukkan sikap apresiasi
terhadap karya sendiri.
Proses
penulisan kreatif pada karya sastra puisi dapat ditempuh dengan beberapa metode
yang dikutip dari situs halaman berbagi tips wikihow. Adapun metode tersebut adalah.
1.
Bersikap
Kreatif
a. Gali
percikan di diri Anda
Sebuah
puisi dapat berawal dari secuplik bait, mungkin hanya sebaris dua baris yang
tampaknya muncul dari antah-berantah, dan sisanya perlu ditulis mengitarinya.
Berikut beberapa cara untuk menciptakan percikan.
1) Kumpulkan
minimal 10 puisi secara acak. Kemudian, pilihlah secara acak baris dari tiap
puisi, cobalah fokus hanya pada baris pertama. Tulislah semua baris itu di
kertas yang berbeda, dan cobalah menyusunnya menjadi puisi yang utuh. Dengan
begitu, akan memberi Anda ide.
2) Tulislah
seluruh kata dan frasa yang muncul di kepala saat memikirkan sebuah ide.
3) Suarakan
perasaan Anda yang sebenarnya ke dalam baris-baris puisi.
4) Masuklah
ke dalam adegan khusus yang ingin Anda tulis. Contoh, jika ingin menulis
tentang alam, maka cobalah mengunjungi taman atau hutan kecil.
b. Bacalah
dan dengarkan puisi
Dapatkan
inspirasi dengan mencari karya penyair yang dikagumi. Jelajahi rentang karya
yang luas. Semakin banyak interaksi dengan puisi, estetika Anda akan semakin
terbentuk.
1) Datangi
acara-acara pembacaan puisi.
2) Carilah
lirik lagu lalu bacalah seperti membaca larik puisi.
c. Pikirkan
tentang apa yang ingin Anda capai dengan puisi yang ditulis.
Kita
harus menetapkan tujuan ditulisnya puisi tersebut yang bisa saja untuk kekasih,
untuk mengingat kejadian tragis, atau hanya sekadar mendapat nilai A dari
dosen. Pikirkanlah target pembaca.
d. Putuskan
gaya puisi apa yang cocok untuk kepribadian Anda
Sebagai
penyair, Anda perlu memiliki beragam bentuk puisi untuk dipilih.
2.
Biarkan
Kreativitas Mengalir
a. Pilihlah
kata-kata yang tepat
Kata
orang jika novel itu merupakan kata-kata dalam susunan terbaik, maka puisi
adalah kata-kata terbaik dalam susunan yang terbaik.
1) Bayangkan
kata-kata yang digunakan itu sebagai balok-balok mainan dengan bentuk dan ukuran
yang berbeda. Maksudnya, ada kata yang akan sempurna jika digabungkan, ada juga
yang tidak. Maka, perbaikan harus selalu dibutuhkan.
2) Gunakan
hanya kata-kata yang perlu saja.
b. Gunakan
gambar konkrit dan deskrpsi yang jelas
Hal
yang perlu dipertimbangkan saat membangun deskrpsi, adalah:
1) Cinta,
kebencian, kebahagiaan merupakan konsep yang abstrak. Banyak puisi yang jauh di
lubuk hati berbicara tentang emosi. Kunci untuk menggunakan hal abstraksi yang
menarik adalah dengan menambah keindahan abstraksi melalui gambaran yang
konkrit. Konsep korelatif-objektif sangat berguna untuk menggambarkan perasaan
melalui objek-objek.
2) Tunjukkan
pada pembaca apa yang Anda bicarakan, bantulah mereka merasakan pencitraan
dalam puisi Anda. Masukanlah alat bantu sensoris karena puisi tidak hanya kuat
dalam penggunaan imaji tapi juga dengan gambaran yang jelas.
3) Berilah
contoh lebih dari sekadar deskripsi intelektual. Contoh, “Ia mengeluarkan bunyi
seperti kuda nil yang sedang makan 100 pai pecan basi dengan gigi besi” kalimat
tersebut lebih baik daripada hanya sekadar “Ia mengeluarkan bunyi keras”.
c. Gunakan
perangkat puisi untuk menambah kecantikan dan makna puisi.
Perangkat
puisi yang paling dikenal adalah rima. Rima dapat menambah ketegangan pada
baris-baris puisi atau membuat puisi Anda lebih kohesif. Namun, jangan
menggunakan rima secara berlebihan.
3.
Membawa
Puisi Menjadi Hidup
a. Dengarkan
puisi Anda
Meskipun
banyak orang kini membaca puisi dalam bentuk tulisan, puisi umumnya merupakan
seni mendengar. Saat Anda menulis dan menyuntung puisi, bacalah dengan keras
dan dengarkan bunyinya.
b. Sunting
puisi Anda
Jika
puisi dasar sudah ditulis, kesampingkan sejenak dan kemudian baca puisi
tersebut keras-keras pada diri sendiri. Perhatikan pilihan kata dan ritme.
Hilangkan kata-kata yang tidakk diperlukan. Jangan takut untuk terus menulis
ulang jika sebagian puisi tidak sesuai.
c. Bagilah
karya Anda dengan orang lain
Mintalah
pendapat atau kritik dari orang lain. Anda perlu mendapatkan pencerahan agar
membuat puisi menjadi lebih baik melalui saran atau kritik dari teman-teman
sebagai pembaca. Saringlah berbagai kritikan untuk membantu pengembangan karya
menjadi lebih bermutu.
Selain
itu, ada pula metode yang menarik dalam menulis puisi, yaitu metode akrostik. Semua
baris dalam puisi menceritakan topik kata yang penting. Puisi akrostik ini
merupakan bentuk pengejaan sebuah kata atau kalimat secara vertikal. Contoh:
Waktu terus
merangkak cepat
Iringan dentum
jam dinding menggelinding
Detik berdendang
tanpa jeda
Andai saja waktu
ingin tahu inginku...
Tata
cara menulis puisi yang paling sering dibocorkan oleh penulis-penulis terkenal yang
dikutip dari laman rahasiapenulis.com
adalah sebagai berikut.
1. Ide.
Ide merupakan ruh dalam dunia kepenulisan, termasuk puisi. Kita harus peka dan menggali
informasi sebanyak-banyaknya dan dari mana saja untuk mendapat ide.
2. Filterisasi.
Menyaring segenap ide yang didapatkan lalu menentukan ide mana yang layak
dituangkan dalam bentuk puisi.
3. Memasukkan
imajinasi. Imajinasi yang baik akan menghasilkan puisi yang baik pula.
Imajinasi identik dengan pencitraan alat indera.
4. Tema
yang tepat. Laksana ide, tema juga merupakan ruh dalam menulis puisi. Maka,
menentukan tema yang tepat sebelum menulis puisi adalah hal yang mutlak.
5. Buat
judul yang menarik. Tidak bisa dipungkiri bila judul sangat memengaruhi minat
baca. Semakin menarik judul, maka minat pembaca untuk membaca karya (puisi)
kita semakin besar.
6. Menggunakan
kata-kata indah. Hakikatnya puisi adalah rangkaian kata-kata yang indah. Maka,
menulis puisi harus menggunakan kata-kata yang indah. Caranya? Perbanyak
membaca, perbanyak kosakata. Dan yang paling penting, perbanyak berlatih.
7. Buat
lirik yang menarik. Bila sekilas memandang, puisi hampir mirip dengan syair.
Lirik yang menarik akan menghasilkan suasana puisi yang menenangkan hati.
8. Perwajahan
atau topografi. Perwajahan dalam puisi tidak berbentuk paragraf, seperti prosa.
Perwajahan dalam puisi berbentuk bait. Yang mana bait-bait itu mengandung makna
dari penulisnya sendiri.
9.
Gunakan majas. Sangat penting bagi kita
untuk pandai-pandai menggunakan majas dalam menulis puisi. Penggunaan majas
akan lebih memperindah puisi kita.
DAFTAR
PUSTAKA
Pradopo,
Rachmat Djoko. 2007. Pengkajian Puisi.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Sayuti,
Suminto A. 2000. Berkenalan dengan Puisi.
Yogyakarta: Pustaka Jaya.
Waluyo,
Herman. 2005. Teori dan Apresiasi Puisi.
Jakarta: Erlangga.
Pustaka Online dari Situs Halaman:
Jendelasastra.com
(diakses pada tanggal 9 April 2017)
Rahasiapenulis.com
(diakses pada tanggal 12 April 2017)
Wikihow.com
(diakses pada tanggal 9 April 2017)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar