Pages

TEORI SASTRA : ANALISIS PERWATAKAN TOKOH DALAM FILM MERRY RIANA

Senin, 25 April 2016



Merry Riana
“Mimpi Sejuta Dolar”

A.    Sinopsis


Merry Riana yang diperankan oleh (Chelsea Islan) yang baru saja lulus dari SMA ingin sekali kuliah, awalnya ia ingin menjadi Insinyur di Universitas Trisakti tetapi karena kondisi Indonesia di tahun 1998 membuat ia terpaksa kuliah di luar negeri (singapore). Perjalanan menuju bandara pun sangat tidak aman karena banyak sekali para penjarah sehingga mereka terpaksa melepas harta benda yang mereka miliki demi keselamatan. Ferry Salim (Ayah Merry Riana) dan Cynthia Lamusu (Ibu Merry Riana) pun menjual apa yang mereka miliki saat itu hanya untuk membeli sebuah tiket pesawat, yang terpenting Merry selamat.
Tibanya di Singapura dengan uang yang sangat pas-pasan walau hanya sanggup untuk membeli makan 5 kali saja sudah habis. Rasanya Kuliah dan sukses yang ingin dicapai Merry Riana sangat-sangat jauh sekali di bayangnya. Ia pun tidak putus asa demi meraih cita cita yang di inginkannya. Melalui platform social media “people search” ia bertemu Kimberly Ryder (Irene) yaitu sahabatnya yang ingin kuliah di sana. Dengan bantuan sahabatnya, Merry mencari celah bagaimana berada di singapura dengan aturan yang begitu ketat sekali, dan hanya di perbolehkan tinggal di asrama, ia pun lolos ujian seleksi dan di terima di salah satu perguruan terbaik di sana.
Singkat cerita Merry Riana bertemu Dion Wiyoko (Alva) , beliau adalah seorang senior yang sangat tampan yang mau menjadi penolongnya. Lantas Alva pun cuek dangat sangat perhitungan terhadap Merry Riana. Alva pun memberikan beberapa syarat sebelum akhirnya alva mau menolong Merry Riana.
Dalam kondisi keluarganya yang sangat sederhana ia berusaha kuliah dengan sungguh sungguh dan berharap sukses di usianya ke 30 nanti. Disamping kuliah ia pun mulai berfikir bagaiman caranya supaya orang tuanya bangga dengannya. Ia pun mulai bekerja menyebar brosur, bisnis online,dan hingga Marry terjun ke dunia saham yang memliki resiko tinggi.
Banyak sekali masalah demi masalah datang kepada Marry Riana. Cinta pun terjadi ketika Alva menyatakan perasaan cintanya kepada Merry, tetapi Merry tahu bahwa sahabatnya Irene begitu jatuh cinta kepada Alva.
Seiring waktu berjalan, Merry terus berjuang mendapat pekerjaan agar dapat membuatnya bertahan hidup dan menjadi orang sukses di Singapore. Hingga ia bekerja di sebuah perusahaan asuransi setelah melewati rintangan hidup dengan mencoba berbagai pekerjaan. Melalui pekerjaannya sebagai agen asuransi, ia mampu mencapai harapannya.


B.     Tokoh Cerita

Merry Riana
Alva
Irene
Papa Merry Riana / Mr. Saputro
Mama Merry Riana
Mrs. Noor


C.    Analisis Perwatakan Tokoh dalam Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar

1.      Merry Riana
a)      Id (Das Es)
Id dalam diri Merry Riana tampak pada awal cerita yang mengisahkan bahwa Merry bercita-cita ingin kuliah di Universitas Trisakti. Tetapi, Id dari dalam diri Merry hilang akibat kerusuhan yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998. Idnya muncul kembali dengan dorongan nafsu yang kuat bahwa ia harus kuliah dan sukses di Singapore. Semuanya akan ia lakukan untuk kedamaian hatinya. Pada pertengahan cerita, Id dalam tokoh Merry Riana tergambar jelas saat ia benar-benar berjuang keras mencari pekerjaan agar bisa sukses sebelum usia 30 hingga mengabaikan segala konsekuensi yang akan didapatnya. Pada saat ia berulangtahun yang ke 20, ia membuat resolusi bahwa akan mendapatkan kebebasan finansial dan bisa kembali ke Indonesia sebagai orang sukses. Tentunya dengan resolusi yang dibuatnya menggambarkan aspek Id dalam tokoh Merry Riana. Id dalam diri Merry ini begitu kuat hingga ia sempat kehilangan orang yang benar-benar menyayanginya karena mengabaikan aspek sosiologisnya.

b)      Ego (Das Ich)
Ego dalam tokoh Merry Riana muncul pada saat ia harus berangkat seorang diri ke Singapore dan harus siap hidup sebatang kara yang akhirnya Merry harus kuliah di Nanyang Technological University Singapore dan berutang sebanyak USD 40,000 untuk biaya kuliahnya. Ego ini muncul karena tindakan Merry berhubungan dengan kehidupan realitas yang dihadapinya di Singapore. Kemudian, ego yang ada dalam diri Merry ini muncul kembali pada saat ia bangkit setelah keterpurukan yang dialaminya akibat penanaman saham di perusahaan airline sebesar USD 10,000 itu hilang begitu saja. Setelah berpikir panjang dan karena dorongan motivasi serta bantuan dana sebesar USD 200 dari ibunya, akhirnya ia memutuskan kembali untuk mencari pekerjaan di perusahaan asuransi. Pada akhir kisah perjuangannya, aspek ego dalam tokoh Merry riana kembali tampak saat akhirnya ia sadar bahwa apa yang dikatakan Alva yaitu hidup tidak harus dengan selalu berhitung itu ternyata benar dan ia pun sadar bahwa ternyata hatinya sangat menginginkan Alva. Keputusan Merry mencari keberadaan Alva ini didorong oleh berbagai aspek superego dan Id.

c)      Super Ego (Das Ueber Ich)
Superego pada diri Merry Riana pertama kali terlihat saat ia harus merelakan laptopnya dirampas oleh pemberontak di Jakarta kemudian, saat ia harus mementingkan perasaan Irene yang sangat menyukai Alva hingga ia membuang perasaannya terhadapa Alva. Kemudian, superego yang tertanam dalam diri Merry Riana tergambar ketika ia harus menjual laptopnya untuk berinvestasi dalam dunia multi level marketing atas dasar bahwa dengan demikian ia akan sukses dan tidak lagi membebani siapapun. Superego dalam tokoh Merry Riana sesuai dengan konsep sosiologis yakni lahirnya sebuah keyakinan karena aktivitas yang dilakukan sudah dirasa benar dan dapat diterima oleh lingkungannya. Dalam karakter Merry ini, superegonya begitu kelihatan ketika Merry harus menahan rasa sakit dan letihnya karena harus terus berjuang mencari klien untuk bergabung ke perusahaan asuransi tempat ia bekerja dan di tengah keletihannya mencari klien ia masih sempat menolong seorang wanita paruh bayah yang kewalahan membawa barang-barangnya padahal Merry sendiri sedang mengalami luka ringan di kakinya. Jadi, peran Merry dalam drama film ini begitu tangguh menetapkan kekuatan moral dari personalitasnya sesuai konsep aspek superego.

2.      Alva
a)      Id (Das Es)
Id dalam tokoh Alva ini tergambar saat ia mengatakan bahwa dia tidak suka berneko-neko saat menyukai seseorang. Apapun keadaannya jika ia mencintai seorang wanita, maka ia harus mengungkapkannya. Id dari sisi seorang Alva ini juga dapat diketahui saat ia mengatakan bahwa ia tidak mudah mempercayai seseorang yang baru saja dikenalnya.

b)      Ego (Das Ich)
Ego dalam diri Alva ini sangat jelas saat ia kebingungan untuk meyakinkan dirinya dan yang akhirnya ia memutuskan untuk membantu Merry yakni menjadi penjamin atas utangnya yang begitu sangat besar dengan banyak pertimbangan yang sebelumnya terpikirkan oleh Alva. Lalu, egonya kembali muncul saat harus menunda untuk melamar Merry yang saat itu Merry malah sibuk membahas bisnis sahamnya dan cincin yang seharusnya diberikan kepada Merry malah dijadikan sebagai sumbangan untuk wanita tua yang mengamen di sisi jalan orchard park. Alva menunda lamaran itu karena ia merasa waktunya belum tepat dan Alva berpikir bahwa jika ia menundanya akan ada kebaikan antara dirinya dan Merry di lain kesempatan. Selain itu, saat Alva harus membantu Merry untuk memberikan keterangan ke aparat kepolisian bahwa Merry juga merupakan korban dari Succes Forever yaitu sebuah perusahaan MLM padahal waktu itu Alva sedang menjauh dari Merry. Jadi, aspek Ego ini sangat kental dari dalam diri Alva yang harus menyeimbangkan antara Id dan Superego.

c)      Superego (Das Ueber Ich)
Superego dari karakter Alva ini pertama kali muncul saat Alva merelakan waktunya untuk menemani Merry mencari pekerjaan hingga ia membatalkan janji makan malamnya bersama Irene. Superegonya juga sangat kuat ketika ia harus merelakan pekerjaannya sebagai cleaning service di Singapore flyer untuk Merry Riana yang saat itu tengah jatuh karena ditipu oleh perusahaan MLM. Superego dari tokoh Alva ini juga dapat kita lihat saat ia harus menghindari Merry karena keinginan Merry yang tidak ingin dicampuri lagi oleh Alva padahal dari dalam hatinya ia tidak ingin jauh dari Merry. Namun, ia harus menahan perasaannya demi kebahagiaan Merry.

3.      Irene
a)      Id (Das Es)
Id dalam tokoh Irene ini sangat kuat saat ia lebih mementingkan perasaannya kepada Alva daripada memikirkan bagaimana perasaan Merry. Idnya sangat kuat mendorong watak Irene ketika Irene tengah emosi dan marah besar terhadap Merry padahal ia belum mendengarkan penjelasan sahabatnya itu. Kekuatan aspek Id dalam watak Irene ini juga sangat jelas saat ia lebih memilih untuk menghabiskan uangnya dengan berbelanja barang yang tidak dibutuhkan demi menyenangkan hatinya yang sedang risau akibat gagalnya rencana makan malam bersama Alva.

b)      Ego (Das Ich)
Ego dalam diri Irene ini tampak pada saat ia menawarkan Merry untuk tinggal di kamar asramanya. Yang mana pada tahap sebelumnya Irene telah melakukan proses berpikir untuk melakukan tindakan yang tepat. Kemudian, ego dalam Irene ini begitu sangat kuat ketika ia memilih Alva untuk menjadi penolong bagi Merry. Sebelumnya, Irene tidak yakin bahwa ia berani meminta pertolongan dari Alva untuk sahabatnya namun karena proses berpikir yang lebih cepat akhirnya ia memberanikan diri memohon pertolongan dari Alva karena jika ia tidak bertindak demikian maka Merry gagal menjadi mahasiswa di NTU. Pada menit-menit terakhir sebelum berakhirnya drama film ini, Irene ternyata merasa bersalah kepada Merry dan telah mencoba meminta maaf tetapi waktunya selalu saja tidak tepat, kemudian Irene tidak sengaja melihat Merry kesakitan di dekat asrama kampus yang akhirnya Irene mengobati Merry dan memohon maaf atas keegoisannya karena tidak ingin mendengarkan penjelasan Merry dan juga Irene sadar bahwa Alva memang lebih pantas untuk Merry. Jadi, ego dalam tokoh Irene ini sangat mempertimbangkan antara aspek Id dan Superego.
c)      Superego (Das Ueber Ich)
Konsepsi superego yang ada dalam diri Irene ini terlihat saat ia berani mengorbankan segalanya untuk Merry agar tetap bertahan di Singapore. Pengorbanan yang dilakukan oleh Irene ini yakni rela menanggung konsekuensi dari pihak pengelola asrama karena telah membiarkan orang lain yang bukan mahasiswa tinggal di asrama, Irene pun bersedia dikeluarkan.

4.      Papa Merry
a)      Id (Das Es)
Id dalam diri papa Merry atau Bapak Saputro ini tergambarkan dengan keinginannya yang sangat kuat untuk membuat anak-anaknya tidak manja. Idnya terlihat saat papa Merry mengatakan “Anak papa tidak ada yang manja.” Dengan demikian, papa Merry lebih mengikuti keinginan di dalam dirinya daripada mempedulikan bagaimana nasib anaknya jika tanpa orang tua.
b)      Ego (Das Ich)
Ego dari dalam diri papa Merry dapat kita ketahui karena beliau memberikan nama anak sulungnya MERRY RIANA yang artinya kebahagiaan, karena dengan kebahagiaan yang akan didapatkan oleh Merry dapat pula membahagiakan kedua orangtuanya. Ego ini juga tampak bahwa beliau harus meninggalkan rumahnya dan membawa semua keluarganya mengamankan diri. Hal ini dilakukannya setelah memikirkan berbagai aspek dalam Id dan superegonya, yang dimana papa Merry harus menyelamatkan dirinya dan juga keluarganya.
c)      Superego (Das Ueber Ich)
Superego dalam diri bapak Saputro ini terlihat ketika ia harus menjual barang-barang yang dapat menghasilkan uang demi satu tiket ke Singapore untuk anaknya Merry Riana. Ia tidak peduli bagaimana nasibnya di Indonesia karena yang dipikirnya hanya keselamatan Merry yang merupakan anak sulung dan harapan keluarga. Superegonya juga tampak pada saat ia merelakan uangnya untuk para pemberontak demi menyelamatkan Merry dan Istrinya saat hampir dipukul.

5.      Mama Merry Riana
a)      Id (Das Es)
Id dalam diri tokoh sebagai mama Merry Riana ini tampak bahwa mama Merry sangat menginginkan anaknya bahagia, Idnya sama dengan Id dari dalam diri suaminya. Dia harus memuaskan dirinya dengan membahagiakan anaknya.
b)      Ego (Das Ich)
Egonya muncul ketika akhirnya mama Merry Riana memutuskan untuk menyusul Merry di Singapore setelah berhasil menjual rumahnya. Hal ini dilakukan karena kerinduan seorang ibu yang tidak dapat lagi dibendung dan untuk menyemangati anaknya yang hidup sebatang kara di negeri tetangga.
c)      Superego (Das Ueber Ich)
Superegonya pun muncul dari mama Merry Riana ketika ia lebih mementingkan keperluan anaknya dengan memberikan uang sebesar USD 200 padahal ia dan suaminya juga membutuhkan. Mama Merry Riana pun tak kenal malu menjual baju-baju bekas di halaman parkir hanya untuk membiayai anaknya agar dapat menyelamatkan diri, ia tak peduli dengan dirinya yang akan lebih sukar menghadapi kerusuhan kota Jakarta. Hal ini dilakukannya demi kebahagiaan anaknya.

6.      Mrs Noor
a)      Id (Das Es)
Id yang tampak pada nyonya Noor ini saat ia mengatakan bahwa ia sangat mencintai kucingnya yang bernama cookie pada Merry saat pertemuan pertamanya di Merlion Park. Apapun yang dapat ia lakukan demi keselamatan kucingnya itu.
b)      Ego (Das Ich)
Ego dalam diri tokoh nyonya Noor ini saat ia mengambil keputusan untuk menjadi klien ke 37 dari Merry Riana sebagai agen perusahaan asuransi. Hal ini dipertimbangkannya atas dasar kebutuhannya di masa depan dan untuk keberhasilan Merry Riana dalam mencari target klien.
c)      Superego (Das Ueber Ich)
Superego pada diri nyonya Noor saat ketika ia mengagumi kerja keras Merry Riana dan kepribadiannya dan akhirnya ia memberikan investasi kepada Merry Riana sebesar USD 10,000 tanpa peduli apapun karena yang dilakukan nyonya Noor ini untuk melihat Merry Riana sukses dengan hasil bunga dari investasi itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS