Merry Riana
“Mimpi Sejuta Dolar”
A. Sinopsis
Merry Riana yang diperankan oleh (Chelsea Islan) yang baru saja
lulus dari SMA ingin sekali kuliah, awalnya ia ingin menjadi Insinyur di
Universitas Trisakti tetapi karena kondisi Indonesia di tahun 1998 membuat ia
terpaksa kuliah di luar negeri (singapore). Perjalanan menuju bandara pun
sangat tidak aman karena banyak sekali para penjarah sehingga mereka terpaksa
melepas harta benda yang mereka miliki demi keselamatan. Ferry Salim (Ayah
Merry Riana) dan Cynthia Lamusu (Ibu Merry Riana) pun menjual apa yang mereka
miliki saat itu hanya untuk membeli sebuah tiket pesawat, yang terpenting Merry
selamat.
Tibanya di Singapura dengan uang yang sangat pas-pasan walau hanya
sanggup untuk membeli makan 5 kali saja sudah habis. Rasanya Kuliah dan sukses
yang ingin dicapai Merry Riana sangat-sangat jauh sekali di bayangnya. Ia pun
tidak putus asa demi meraih cita cita yang di inginkannya. Melalui platform
social media “people search” ia bertemu Kimberly Ryder (Irene) yaitu sahabatnya
yang ingin kuliah di sana. Dengan bantuan sahabatnya, Merry mencari celah
bagaimana berada di singapura dengan aturan yang begitu ketat sekali, dan hanya
di perbolehkan tinggal di asrama, ia pun lolos ujian seleksi dan di terima di
salah satu perguruan terbaik di sana.
Singkat cerita Merry Riana bertemu Dion Wiyoko (Alva) , beliau
adalah seorang senior yang sangat tampan yang mau menjadi penolongnya. Lantas
Alva pun cuek dangat sangat perhitungan terhadap Merry Riana. Alva pun
memberikan beberapa syarat sebelum akhirnya alva mau menolong Merry Riana.
Dalam kondisi keluarganya yang sangat sederhana ia berusaha kuliah
dengan sungguh sungguh dan berharap sukses di usianya ke 30 nanti. Disamping
kuliah ia pun mulai berfikir bagaiman caranya supaya orang tuanya bangga
dengannya. Ia pun mulai bekerja menyebar brosur, bisnis online,dan hingga Marry
terjun ke dunia saham yang memliki resiko tinggi.
Banyak sekali masalah demi masalah datang kepada Marry Riana. Cinta
pun terjadi ketika Alva menyatakan perasaan cintanya kepada Merry, tetapi Merry
tahu bahwa sahabatnya Irene begitu jatuh cinta kepada Alva.
Seiring waktu berjalan, Merry terus berjuang mendapat pekerjaan
agar dapat membuatnya bertahan hidup dan menjadi orang sukses di Singapore.
Hingga ia bekerja di sebuah perusahaan asuransi setelah melewati rintangan
hidup dengan mencoba berbagai pekerjaan. Melalui pekerjaannya sebagai agen
asuransi, ia mampu mencapai harapannya.
B. Tokoh Cerita
Merry Riana
Alva
Irene
Papa Merry
Riana / Mr. Saputro
Mama Merry
Riana
Mrs. Noor
C. Analisis Perwatakan Tokoh dalam Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar
1.
Merry Riana
a)
Id (Das Es)
Id dalam diri Merry Riana tampak pada awal cerita yang mengisahkan
bahwa Merry bercita-cita ingin kuliah di Universitas Trisakti. Tetapi, Id dari
dalam diri Merry hilang akibat kerusuhan yang terjadi di Indonesia pada tahun
1998. Idnya muncul kembali dengan dorongan nafsu yang kuat bahwa ia harus
kuliah dan sukses di Singapore. Semuanya akan ia lakukan untuk kedamaian
hatinya. Pada pertengahan cerita, Id dalam tokoh Merry Riana tergambar jelas
saat ia benar-benar berjuang keras mencari pekerjaan agar bisa sukses sebelum
usia 30 hingga mengabaikan segala konsekuensi yang akan didapatnya. Pada saat
ia berulangtahun yang ke 20, ia membuat resolusi bahwa akan mendapatkan kebebasan
finansial dan bisa kembali ke Indonesia sebagai orang sukses. Tentunya dengan
resolusi yang dibuatnya menggambarkan aspek Id dalam tokoh Merry Riana. Id
dalam diri Merry ini begitu kuat hingga ia sempat kehilangan orang yang
benar-benar menyayanginya karena mengabaikan aspek sosiologisnya.
b)
Ego (Das Ich)
Ego dalam tokoh Merry Riana muncul pada saat ia harus berangkat
seorang diri ke Singapore dan harus siap hidup sebatang kara yang akhirnya
Merry harus kuliah di
Nanyang Technological University Singapore
dan berutang sebanyak USD 40,000 untuk biaya kuliahnya. Ego ini muncul karena tindakan
Merry berhubungan dengan kehidupan realitas yang dihadapinya di Singapore.
Kemudian, ego yang ada dalam diri Merry ini muncul kembali pada saat ia bangkit
setelah keterpurukan yang dialaminya akibat penanaman saham di perusahaan
airline sebesar USD 10,000 itu hilang begitu saja. Setelah berpikir panjang dan
karena dorongan motivasi serta bantuan dana sebesar USD 200 dari ibunya,
akhirnya ia memutuskan kembali untuk mencari pekerjaan di perusahaan asuransi.
Pada akhir kisah perjuangannya, aspek ego dalam tokoh Merry riana kembali
tampak saat akhirnya ia sadar bahwa apa yang dikatakan Alva yaitu hidup tidak
harus dengan selalu berhitung itu ternyata benar dan ia pun sadar bahwa
ternyata hatinya sangat menginginkan Alva. Keputusan Merry mencari keberadaan
Alva ini didorong oleh berbagai aspek superego dan Id.
c)
Super Ego (Das
Ueber Ich)
Superego pada diri Merry Riana pertama kali terlihat saat ia harus
merelakan laptopnya dirampas oleh pemberontak di Jakarta kemudian, saat ia
harus mementingkan perasaan Irene yang sangat menyukai Alva hingga ia membuang
perasaannya terhadapa Alva. Kemudian, superego yang tertanam dalam diri Merry
Riana tergambar ketika ia harus menjual laptopnya untuk berinvestasi dalam
dunia multi level marketing atas dasar bahwa dengan demikian ia akan sukses dan
tidak lagi membebani siapapun. Superego dalam tokoh Merry Riana sesuai dengan
konsep sosiologis yakni lahirnya sebuah keyakinan karena aktivitas yang
dilakukan sudah dirasa benar dan dapat diterima oleh lingkungannya. Dalam
karakter Merry ini, superegonya begitu kelihatan ketika Merry harus menahan
rasa sakit dan letihnya karena harus terus berjuang mencari klien untuk bergabung
ke perusahaan asuransi tempat ia bekerja dan di tengah keletihannya mencari
klien ia masih sempat menolong seorang wanita paruh bayah yang kewalahan
membawa barang-barangnya padahal Merry sendiri sedang mengalami luka ringan di
kakinya. Jadi, peran Merry dalam drama film ini begitu tangguh menetapkan
kekuatan moral dari personalitasnya sesuai konsep aspek superego.
2.
Alva
a)
Id (Das Es)
Id dalam tokoh Alva ini tergambar saat ia mengatakan bahwa dia
tidak suka berneko-neko saat menyukai seseorang. Apapun keadaannya jika ia
mencintai seorang wanita, maka ia harus mengungkapkannya. Id dari sisi seorang
Alva ini juga dapat diketahui saat ia mengatakan bahwa ia tidak mudah
mempercayai seseorang yang baru saja dikenalnya.
b)
Ego (Das Ich)
Ego dalam diri Alva ini sangat jelas saat ia kebingungan untuk
meyakinkan dirinya dan yang akhirnya ia memutuskan untuk membantu Merry yakni
menjadi penjamin atas utangnya yang begitu sangat besar dengan banyak
pertimbangan yang sebelumnya terpikirkan oleh Alva. Lalu, egonya kembali muncul
saat harus menunda untuk melamar Merry yang saat itu Merry malah sibuk membahas
bisnis sahamnya dan cincin yang seharusnya diberikan kepada Merry malah
dijadikan sebagai sumbangan untuk wanita tua yang mengamen di sisi jalan orchard
park. Alva menunda lamaran itu karena ia merasa waktunya belum tepat dan Alva
berpikir bahwa jika ia menundanya akan ada kebaikan antara dirinya dan Merry di
lain kesempatan. Selain itu, saat Alva harus membantu Merry untuk memberikan
keterangan ke aparat kepolisian bahwa Merry juga merupakan korban dari Succes
Forever yaitu sebuah perusahaan MLM padahal waktu itu Alva sedang menjauh dari
Merry. Jadi, aspek Ego ini sangat kental dari dalam diri Alva yang harus
menyeimbangkan antara Id dan Superego.
c)
Superego (Das
Ueber Ich)
Superego dari karakter Alva ini pertama kali muncul saat Alva
merelakan waktunya untuk menemani Merry mencari pekerjaan hingga ia membatalkan
janji makan malamnya bersama Irene. Superegonya juga sangat kuat ketika ia
harus merelakan pekerjaannya sebagai cleaning service di Singapore flyer untuk
Merry Riana yang saat itu tengah jatuh karena ditipu oleh perusahaan MLM.
Superego dari tokoh Alva ini juga dapat kita lihat saat ia harus menghindari
Merry karena keinginan Merry yang tidak ingin dicampuri lagi oleh Alva padahal
dari dalam hatinya ia tidak ingin jauh dari Merry. Namun, ia harus menahan
perasaannya demi kebahagiaan Merry.
3.
Irene
a)
Id (Das Es)
Id dalam tokoh Irene ini sangat kuat saat ia lebih mementingkan
perasaannya kepada Alva daripada memikirkan bagaimana perasaan Merry. Idnya sangat
kuat mendorong watak Irene ketika Irene tengah emosi dan marah besar terhadap
Merry padahal ia belum mendengarkan penjelasan sahabatnya itu. Kekuatan aspek
Id dalam watak Irene ini juga sangat jelas saat ia lebih memilih untuk
menghabiskan uangnya dengan berbelanja barang yang tidak dibutuhkan demi
menyenangkan hatinya yang sedang risau akibat gagalnya rencana makan malam
bersama Alva.
b)
Ego (Das Ich)
Ego dalam diri Irene ini tampak pada saat ia menawarkan Merry untuk
tinggal di kamar asramanya. Yang mana pada tahap sebelumnya Irene telah
melakukan proses berpikir untuk melakukan tindakan yang tepat. Kemudian, ego
dalam Irene ini begitu sangat kuat ketika ia memilih Alva untuk menjadi
penolong bagi Merry. Sebelumnya, Irene tidak yakin bahwa ia berani meminta
pertolongan dari Alva untuk sahabatnya namun karena proses berpikir yang lebih
cepat akhirnya ia memberanikan diri memohon pertolongan dari Alva karena jika
ia tidak bertindak demikian maka Merry gagal menjadi mahasiswa di NTU. Pada
menit-menit terakhir sebelum berakhirnya drama film ini, Irene ternyata merasa
bersalah kepada Merry dan telah mencoba meminta maaf tetapi waktunya selalu
saja tidak tepat, kemudian Irene tidak sengaja melihat Merry kesakitan di dekat
asrama kampus yang akhirnya Irene mengobati Merry dan memohon maaf atas
keegoisannya karena tidak ingin mendengarkan penjelasan Merry dan juga Irene
sadar bahwa Alva memang lebih pantas untuk Merry. Jadi, ego dalam tokoh Irene
ini sangat mempertimbangkan antara aspek Id dan Superego.
c)
Superego (Das
Ueber Ich)
Konsepsi superego yang ada dalam diri Irene ini terlihat saat ia
berani mengorbankan segalanya untuk Merry agar tetap bertahan di Singapore.
Pengorbanan yang dilakukan oleh Irene ini yakni rela menanggung konsekuensi
dari pihak pengelola asrama karena telah membiarkan orang lain yang bukan
mahasiswa tinggal di asrama, Irene pun bersedia dikeluarkan.
4.
Papa Merry
a)
Id (Das Es)
Id dalam diri papa Merry atau Bapak Saputro ini tergambarkan dengan
keinginannya yang sangat kuat untuk membuat anak-anaknya tidak manja. Idnya
terlihat saat papa Merry mengatakan “Anak papa tidak ada yang manja.” Dengan
demikian, papa Merry lebih mengikuti keinginan di dalam dirinya daripada
mempedulikan bagaimana nasib anaknya jika tanpa orang tua.
b)
Ego (Das Ich)
Ego dari dalam diri papa Merry dapat kita ketahui karena beliau
memberikan nama anak sulungnya MERRY RIANA yang artinya kebahagiaan, karena
dengan kebahagiaan yang akan didapatkan oleh Merry dapat pula membahagiakan
kedua orangtuanya. Ego ini juga tampak bahwa beliau harus meninggalkan rumahnya
dan membawa semua keluarganya mengamankan diri. Hal ini dilakukannya setelah
memikirkan berbagai aspek dalam Id dan superegonya, yang dimana papa Merry
harus menyelamatkan dirinya dan juga keluarganya.
c)
Superego (Das
Ueber Ich)
Superego dalam diri bapak Saputro ini terlihat ketika ia harus
menjual barang-barang yang dapat menghasilkan uang demi satu tiket ke Singapore
untuk anaknya Merry Riana. Ia tidak peduli bagaimana nasibnya di Indonesia
karena yang dipikirnya hanya keselamatan Merry yang merupakan anak sulung dan
harapan keluarga. Superegonya juga tampak pada saat ia merelakan uangnya untuk
para pemberontak demi menyelamatkan Merry dan Istrinya saat hampir dipukul.
5.
Mama Merry
Riana
a)
Id (Das Es)
Id dalam diri tokoh sebagai mama Merry Riana ini tampak bahwa mama
Merry sangat menginginkan anaknya bahagia, Idnya sama dengan Id dari dalam diri
suaminya. Dia harus memuaskan dirinya dengan membahagiakan anaknya.
b)
Ego (Das Ich)
Egonya muncul ketika akhirnya mama Merry Riana memutuskan untuk
menyusul Merry di Singapore setelah berhasil menjual rumahnya. Hal ini
dilakukan karena kerinduan seorang ibu yang tidak dapat lagi dibendung dan
untuk menyemangati anaknya yang hidup sebatang kara di negeri tetangga.
c)
Superego (Das
Ueber Ich)
Superegonya pun muncul dari mama Merry Riana ketika ia lebih
mementingkan keperluan anaknya dengan memberikan uang sebesar USD 200 padahal
ia dan suaminya juga membutuhkan. Mama Merry Riana pun tak kenal malu menjual
baju-baju bekas di halaman parkir hanya untuk membiayai anaknya agar dapat
menyelamatkan diri, ia tak peduli dengan dirinya yang akan lebih sukar
menghadapi kerusuhan kota Jakarta. Hal ini dilakukannya demi kebahagiaan
anaknya.
6.
Mrs Noor
a)
Id (Das Es)
Id yang tampak pada nyonya Noor ini saat ia mengatakan bahwa ia
sangat mencintai kucingnya yang bernama cookie pada Merry saat pertemuan
pertamanya di Merlion Park. Apapun yang dapat ia lakukan demi keselamatan
kucingnya itu.
b)
Ego (Das Ich)
Ego dalam diri tokoh nyonya Noor ini saat ia mengambil keputusan
untuk menjadi klien ke 37 dari Merry Riana sebagai agen perusahaan asuransi.
Hal ini dipertimbangkannya atas dasar kebutuhannya di masa depan dan untuk
keberhasilan Merry Riana dalam mencari target klien.
c)
Superego (Das
Ueber Ich)
Superego pada diri nyonya Noor saat ketika ia mengagumi kerja keras
Merry Riana dan kepribadiannya dan akhirnya ia memberikan investasi kepada
Merry Riana sebesar USD 10,000 tanpa peduli apapun karena yang dilakukan nyonya
Noor ini untuk melihat Merry Riana sukses dengan hasil bunga dari investasi
itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar