Pages

Menulis Kreatif : Penulisan Kreatif Puisi

Selasa, 19 September 2017



A.    Pengertian Puisi
Secara etimologis, kata ‘puisi’ dalam bahasa Yunani berasal dari poesis yang artinya ‘penciptaan’. Herman Waluyo (2005) berpandangan bahwa puisi berupa karya sastra tertulis yang paling awal ditulis oleh manusia. Ia juga mendefinisikan puisi sebagai karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata kiasan. Menurut Dresden (dalam Sayuti, 2000:237) menyatakan bahwa puisi adalah sebuah dunia dalam kata. Sedangkan, Pradopo (2007) berpendapat bahwa puisi adalah rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang penting, diubah dalam wujud yang paling berkesan. Ada beberapa penyair Inggris yang mengemukakan definisi puisi yang dikumpulkan oleh Shanon Ahmad (dalam Pradopo, 2007:6) yakni sebagai berikut.
1.    Samuel Taylor Coleridge mengemukakan bahwa puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah.
2.    Carly mengatakan bahwa puisi merupakan pemikiran yang bersifat musikal karena bunyinya merdu.
3.    Wordsworth mempunyai gagasan bahwa puisi adalah pernyataan perasaan yang imajinatif, yaitu perasaan yang direkakan atau diangankan.
4.    Dunton berpendapat bahwa sebenarnya puisi itu merupakan pemikiran manusia secara konkret dan artistik dalam bahasa emosional serta berirama.
Mengacu pada definisi-definisi di atas terlihat bahwa ada perbedaan antara pendapat para penyair, namun masih terdapat benang merah atau kesamaan. Shannon Ahmad (dalam Pradopo, 2007:7) menyimpulkan bahwa puisi itu terdapat garis-garis besar yang berupa emosi, imajinasi, pemikiran, ide, nada, irama, kesan pancaindera, susunan kata, kata kiasan, kepadatan, dan perasaan. Jadi, dapat pula disimpulkan bahwa puisi itu merupakan bentuk atau tulisan yang tersusun indah yang berisi pemikiran seseorang dan perasaan. Menulis puisi adalah proses menyalurkan perasaan dan hasil pengalaman melalui bentuk atau susunan kata yang indah dengan melibatkan berbagai unsur seperti gaya bahasa.
Dari segi waktu, puisi itu terbagi atas dua yakni puisi lama dan puisi baru. Puisi lama adalah puisi yang lahir sebelum masa penjajahan Belanda, sehingga belum tampak adanya pengaruh dari kebudayaan barat. Puisi lama cenderung tidak diketahui nama pengarangnya karena bentuk penyampaiannya dari mulut ke mulut atau secara lisan, dan sangat terikat dengan aturan termasuk penentuan jumlah baris dan suku kata. Yang termasuk dalam puisi lama yaitu: (1) Mantra adalah ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib; (2) pantun adalah puisi yang bercirikan saja ab-ab, dsb.; (3) Karmina adalah pantun kilat; (4) Seloka adalah pantun berkait; (5) gurindam adalah puisi yang berisi nasihat; (6) syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris bersajak a-a-a-a; dan (7) talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6-10 baris. Sedangkan, puisi baru bentuknya lebih bebas baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima. Ciri-cirinya adalah memiliki bentuk yang rapi, persajakan akhir yang teratur, menggunakan pola sajak syair, setiap baris memiliki kesatuan sintaksis. Balada, himne, romansa, ode, epigram, elegi, satire, merupakan bagian dari jenis puisi baru.

B.     Struktur Puisi
1.      Struktur Fisik
a.       Perwajahan atau Tipografi, adalah bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik.
b.      Diksi, adalah seleksi kata-kata untuk mengekspresikan ide atau gagasan dan perasaan (Ahmadi, 1988:126). Diksi juga berarti penataan, penyusunan, dan pemilahan kata-kata ke dalam susunan tertentu yang secara efektif dapat mengungkapkan ide, gagasan, dan perasaan.
c.       Imaji, merupakan reproduksi dalam pikiran mengenai perasaan yang dihasilkan oleh persepsi yang bersifat fisik, mistis, dan psikis. Fungsi imaji di dalam puisi ialah menggugah perasaan, pikiran, dan kesan mental pembaca puisi.
d.      Kata Konkret, adalah kata yang memungkinkan memunculkan imaji karena dapat ditangkap indera yang mana kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang.
e.       Gaya Bahasa, adalah penggunaan bahasa dengan menghidupkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu dengan figuratif yang menybabkan puisi memancarkan banyak makna.
f.       Rima, ialah persamaan bunyi puisi di baik awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup tiruan bnyi yang memberikan efek magis, bentuk intern pola bunyi seperti aliterasi dan asonansi.
2.      Struktur Batin
a.       Makna, puisi harus memiliki makna di tiap kata, baris, bait, dan secara keseluruhan.
b.      Rasa, sikap penyair mengenai pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan rasa erat kaitannya akan latar belakang sosial dan psikologi penyair.
c.       Nada, sikap penyair terdapat pembacanya. Penyair dapat menyampaikan tema baik dengan nada yang menggurui bahkan bekerja sama dengan pembaca dalam pemecahan masalah atau menyerahkan masalah kepada pembaca.
d.      Amanat, adalah pesan yang disampaikan di dalam puisi kepada pembaca.

C.    Kualitas Puisi
Menghasilkan atau menulis sebuah puisi haruslah memiliki nilai atau kualitas yang baik agar dapat diapresiasi dengan baik pula oleh pembaca. Ada 10 konsep puisi yang berkualitas yakni sebagai berikut.
1.      Sebuah puisi dapat dikatakan berkualitas apabila merupakan usaha merekam isi jiwa penyairnya. Jika penyair merasa telah sanggup merekam isi jiwaya ke dalam bahasa puisi, dapat diharapkan puisi itu memenuhi konsep puisi berkualitas.
2.      Puisi berkualitas adalah puisi yang komunikatif. Bentuk rekaman kejiwaan itu haruslah komunikatif. Puisi yang komunikatif juga ada yang tidak berkualitas, dengan begitu pengertian komunikatif ini hendaklah diproyeksikan pada bentuk yang interaktif dan dialektif, pesan yang disampaikan harus mudah ditangkap.
3.      Puisi yang berkualitas menunjukkan adanya keteraturan. Keteraturan puisi bergantung sistem puisi, kode bahasa, pengemasan pesan, penggunaan piranti keindahan bahasa dan kedalaman makna pesan.
4.      Setiap puisi yang berkualitas menunjukkan adanya integrasi semua unsur, aspek, komposisi, dan komponen pembentuk puisi.
5.      Sebuah puisi berkualitas menunjukkan adanya penemuan. Penemuan di sini terkait dengan estetika, pola ucap, teknik pemaparan, dan pengemasan pesan yang memesona.
6.      Puisi yang berkualitas menunjukkan ekspresi penyairnya.
7.      Puisi yang berkualitas selalu pekat, kental, kenyal, lentur, luwes, dan dinamis.
8.      Puisi yang berkualitas selalu berisi penafsiran kehidupan.
9.      Puisi berkualitas menunjukkan adanya pembaruan, baik dalam tataran ide, kemasan, bahasa, dan ekspresinya.
10.  Puisi yang berkualitas mampu memberikan penghiburan spritiual, batiniah, rasa senang, puas, mempesona, dan mungkin dapat membius pembacanya.

D.    Penulisan Kreatif Puisi
Dalam penulisan puisi setiap individu tentunya harus melewati serangkaian proses kreatif dengan gaya tersendiri. Secara umum proses kreatif yang dilalui semua orang hampir sama yang biasanya terdiri atas empat tahap yaitu sebagai berikut.
1.      Pencarian Ide
Bahan pertama dalam menulis puisi adalah ide atau inspirasi, yaitu sesuatu yang menyentuh rasa atau jiwa yang membuat seseorang ingin mengabadikan dan mengekspresikannya dalam puisi. Ide berupa pengalaman yaitu segala kejadian yang ditangkap panca-indera kita, yang kemudian menimbulkan efek, lalu dituliskan dalam bentuk puisi.
Proses pencarian inspirasi itu haruslah bersifat aktif-kreatif, bukan pasif yaitu menunggu inspirasi datang. Inspirasi atau ide seharusnya dipanggil, dicari, dan diburu dengan cara membuat panca-indera lebih sensitif dalam memaknai setiap kejadian yang dijumpai.
2.      Perenungan
Jika ide itu sudah didapat, maka renungkanlah. Biasanya proses perenungan ini lama karena berkaitan dengan cara yang akan dilakukan agar ide itu menarik. Dalam pengembangan ide yang harus direnungkan utamanya adalah kata-kata karena kunci utama puisi adalah pada konsentrasi kata, sehingga aspek utama merenungkan ide adalah pemilihan diksi.
3.      Penulisan
Selanjutnya adalah penulisan. Tulislah apa yang sudah ingin ditulis dengan segera tanpa ditunda-tunda, jangan berhenti kalau memang benar-benar buntu. Prinsip menulisnya adalah ungkapan segala hal yang sudah ada dalam otak tentang ide yang sudah didapatkan. Dalam penulisan ini, persoalan yang sering muncul adalah buntu. Jika hal itu terjadi, jangan memaksakan agar tulisan selesai karena puisi yang baik dilihat dari proses.
4.      Editing dan Revisi
Editing berkaitan dengan pembetulan pada puisi yang diciptakan pada aspek bahasa, baik salah ketik, pergantian kata, sampai kalimat, bahkan tata tulis. Sedangkan, revisi berkaitan dengan penggantian isi. Editing dan revisi menjadi syarat mutlak untuk bisa menghasilkan karya puisi yang bagus. Editing dan revisi merupakan bagian dari keharusan proses menulis yang selain bertujuan untuk membuat puisi menjadi lebih baik, juga untuk menunjukkan sikap apresiasi terhadap karya sendiri.
Proses penulisan kreatif pada karya sastra puisi dapat ditempuh dengan beberapa metode yang dikutip dari situs halaman berbagi tips wikihow. Adapun metode tersebut adalah.
1.      Bersikap Kreatif
a.       Gali percikan di diri Anda
Sebuah puisi dapat berawal dari secuplik bait, mungkin hanya sebaris dua baris yang tampaknya muncul dari antah-berantah, dan sisanya perlu ditulis mengitarinya. Berikut beberapa cara untuk menciptakan percikan.
1)      Kumpulkan minimal 10 puisi secara acak. Kemudian, pilihlah secara acak baris dari tiap puisi, cobalah fokus hanya pada baris pertama. Tulislah semua baris itu di kertas yang berbeda, dan cobalah menyusunnya menjadi puisi yang utuh. Dengan begitu, akan memberi Anda ide.
2)      Tulislah seluruh kata dan frasa yang muncul di kepala saat memikirkan sebuah ide.
3)      Suarakan perasaan Anda yang sebenarnya ke dalam baris-baris puisi.
4)      Masuklah ke dalam adegan khusus yang ingin Anda tulis. Contoh, jika ingin menulis tentang alam, maka cobalah mengunjungi taman atau hutan kecil.
b.      Bacalah dan dengarkan puisi
Dapatkan inspirasi dengan mencari karya penyair yang dikagumi. Jelajahi rentang karya yang luas. Semakin banyak interaksi dengan puisi, estetika Anda akan semakin terbentuk.
1)      Datangi acara-acara pembacaan puisi.
2)      Carilah lirik lagu lalu bacalah seperti membaca larik puisi.
c.       Pikirkan tentang apa yang ingin Anda capai dengan puisi yang ditulis.
Kita harus menetapkan tujuan ditulisnya puisi tersebut yang bisa saja untuk kekasih, untuk mengingat kejadian tragis, atau hanya sekadar mendapat nilai A dari dosen. Pikirkanlah target pembaca.
d.      Putuskan gaya puisi apa yang cocok untuk kepribadian Anda
Sebagai penyair, Anda perlu memiliki beragam bentuk puisi untuk dipilih.
2.      Biarkan Kreativitas Mengalir
a.       Pilihlah kata-kata yang tepat
Kata orang jika novel itu merupakan kata-kata dalam susunan terbaik, maka puisi adalah kata-kata terbaik dalam susunan yang terbaik.
1)      Bayangkan kata-kata yang digunakan itu sebagai balok-balok mainan dengan bentuk dan ukuran yang berbeda. Maksudnya, ada kata yang akan sempurna jika digabungkan, ada juga yang tidak. Maka, perbaikan harus selalu dibutuhkan.
2)      Gunakan hanya kata-kata yang perlu saja.
b.      Gunakan gambar konkrit dan deskrpsi yang jelas
Hal yang perlu dipertimbangkan saat membangun deskrpsi, adalah:
1)      Cinta, kebencian, kebahagiaan merupakan konsep yang abstrak. Banyak puisi yang jauh di lubuk hati berbicara tentang emosi. Kunci untuk menggunakan hal abstraksi yang menarik adalah dengan menambah keindahan abstraksi melalui gambaran yang konkrit. Konsep korelatif-objektif sangat berguna untuk menggambarkan perasaan melalui objek-objek.
2)      Tunjukkan pada pembaca apa yang Anda bicarakan, bantulah mereka merasakan pencitraan dalam puisi Anda. Masukanlah alat bantu sensoris karena puisi tidak hanya kuat dalam penggunaan imaji tapi juga dengan gambaran yang jelas.
3)      Berilah contoh lebih dari sekadar deskripsi intelektual. Contoh, “Ia mengeluarkan bunyi seperti kuda nil yang sedang makan 100 pai pecan basi dengan gigi besi” kalimat tersebut lebih baik daripada hanya sekadar “Ia mengeluarkan bunyi keras”.
c.       Gunakan perangkat puisi untuk menambah kecantikan dan makna puisi.
Perangkat puisi yang paling dikenal adalah rima. Rima dapat menambah ketegangan pada baris-baris puisi atau membuat puisi Anda lebih kohesif. Namun, jangan menggunakan rima secara berlebihan.
3.      Membawa Puisi Menjadi Hidup
a.       Dengarkan puisi Anda
Meskipun banyak orang kini membaca puisi dalam bentuk tulisan, puisi umumnya merupakan seni mendengar. Saat Anda menulis dan menyuntung puisi, bacalah dengan keras dan dengarkan bunyinya.
b.      Sunting puisi Anda
Jika puisi dasar sudah ditulis, kesampingkan sejenak dan kemudian baca puisi tersebut keras-keras pada diri sendiri. Perhatikan pilihan kata dan ritme. Hilangkan kata-kata yang tidakk diperlukan. Jangan takut untuk terus menulis ulang jika sebagian puisi tidak sesuai.
c.       Bagilah karya Anda dengan orang lain
Mintalah pendapat atau kritik dari orang lain. Anda perlu mendapatkan pencerahan agar membuat puisi menjadi lebih baik melalui saran atau kritik dari teman-teman sebagai pembaca. Saringlah berbagai kritikan untuk membantu pengembangan karya menjadi lebih bermutu.
Selain itu, ada pula metode yang menarik dalam menulis puisi, yaitu metode akrostik. Semua baris dalam puisi menceritakan topik kata yang penting. Puisi akrostik ini merupakan bentuk pengejaan sebuah kata atau kalimat secara vertikal. Contoh:
Waktu terus merangkak cepat
Iringan dentum jam dinding menggelinding
Detik berdendang tanpa jeda
Andai saja waktu ingin tahu inginku...
Tata cara menulis puisi yang paling sering dibocorkan oleh penulis-penulis terkenal yang dikutip dari laman rahasiapenulis.com adalah sebagai berikut.
1.      Ide. Ide merupakan ruh dalam dunia kepenulisan, termasuk puisi. Kita harus peka dan menggali informasi sebanyak-banyaknya dan dari mana saja untuk mendapat ide.
2.      Filterisasi. Menyaring segenap ide yang didapatkan lalu menentukan ide mana yang layak dituangkan dalam bentuk puisi.
3.      Memasukkan imajinasi. Imajinasi yang baik akan menghasilkan puisi yang baik pula. Imajinasi identik dengan pencitraan alat indera.
4.      Tema yang tepat. Laksana ide, tema juga merupakan ruh dalam menulis puisi. Maka, menentukan tema yang tepat sebelum menulis puisi adalah hal yang mutlak.
5.      Buat judul yang menarik. Tidak bisa dipungkiri bila judul sangat memengaruhi minat baca. Semakin menarik judul, maka minat pembaca untuk membaca karya (puisi) kita semakin besar.
6.      Menggunakan kata-kata indah. Hakikatnya puisi adalah rangkaian kata-kata yang indah. Maka, menulis puisi harus menggunakan kata-kata yang indah. Caranya? Perbanyak membaca, perbanyak kosakata. Dan yang paling penting, perbanyak berlatih.
7.      Buat lirik yang menarik. Bila sekilas memandang, puisi hampir mirip dengan syair. Lirik yang menarik akan menghasilkan suasana puisi yang menenangkan hati.
8.      Perwajahan atau topografi. Perwajahan dalam puisi tidak berbentuk paragraf, seperti prosa. Perwajahan dalam puisi berbentuk bait. Yang mana bait-bait itu mengandung makna dari penulisnya sendiri.
9.      Gunakan majas. Sangat penting bagi kita untuk pandai-pandai menggunakan majas dalam menulis puisi. Penggunaan majas akan lebih memperindah puisi kita.



DAFTAR PUSTAKA

Pradopo, Rachmat Djoko. 2007. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Sayuti, Suminto A. 2000. Berkenalan dengan Puisi. Yogyakarta: Pustaka Jaya.
Waluyo, Herman. 2005. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga.
Pustaka Online dari Situs Halaman:
Jendelasastra.com (diakses pada tanggal 9 April 2017)
Rahasiapenulis.com (diakses pada tanggal 12 April 2017)
Wikihow.com (diakses pada tanggal 9 April 2017)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS