Pages

SINTAKSIS : ANALISIS KALIMAT DALAM TEKS

Senin, 25 April 2016



ANALISIS KALIMAT
A.    Teks “Guru Profesional”
Sebagian orang berpendapat, bahwa mengajar adalah proses penyampaian atau mentransfer ilmu dari seorang pendidik kepada peserta didik. Tetapi, tampaknya pendapat ini harus jauh-jauh ditinggalkan karena sudah tidak sesuai dengan perkembangan jaman. Kini mengajar harus kita maknai sebagai sebuah kegiatan yang komplek, yaitu penggunaan secara integratif pada sejumlah keterampilan untuk menyampaikan ilmu. Pengintegrasian keterampilan-keterampilan yang dimaksud di sini harus dilandasi dengan seperangkat teori dan diarahkan oleh suatu pengetahuan/wawasan. Sedangkan, penerapannya akan menjadi unik bila dipengaruhi oleh semua komponen belajar mengajar. Komponen yang dimaksud adalah tujuan yang hendak digapai, ilmu yang ingin disampaikan, subjek didik, fasilitas dan lingkungan belajar, dan yang tidak kalah penting adalah keterampilan, kebiasaan dan wawasan guru tentang dunia pendidikan dan misinya sebagai pendidik.
Jika mengajar dipahami sebagai kegiatan mentransfer ilmu kepada siswa, maka mengajar itu sendiri hanya akan terbatas pada penyampaian ilmu itu saja. Guru di pihak pertama menyampaikan ilmu dan siswa di pihak kedua akan menerima secara pasif. Prosesnya pun bisa diketahui, pembelajaran akan berjalan secara membosankan. Karena yang mendominasi pembelajaran adalah guru, sedangkan siswa hanya sebagai penerima. Namun, apabila mengajar dimaknai sebagai segala upaya yang dilakukan dengan sengaja untuk menciptakan proses belajar pada siswa dan mencapai tujuan yang telah dirumuskan, maka jelas bahwa yang menjadi sasaran akhir dari proses pengajaran itu ialah siswa belajar. Artinya dalam hal ini segala upaya apapun dapat dilakukan selagi bisa dipertanggungjawabkan dan bisa menghantarkan siswa menuju pencapaian tujuan belajar yang telah dicanangkan, artinya siswa belajar secara aktif dan yang mendominasi dikelas adalah siswa.
Kesimpulannya, hakekat mengajar itu merupakan usaha guru menciptakan dan mendesain proses belajar pada siswa. Jadi yang terpenting dalam belajar mengajar itu bukanlah bahan yang disampaikan oleh guru, akan tetapi proses siswa dalam mempelajari bahan tersebut (guru lebih menghargai proses dari pada hasil). Sekali lagi peranan yang menonjol dalam belajar mengajar ada pada siswa, ini bukan berarti bahwa peranan guru tersisihkan, hanya diubah saja. Jadi, guru yang profesional adalah guru yang dapat melakukan tugas mengajarnya dengan baik melalui keterampilan-keterampilan khusus agar tercipta sebuah pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan meyenangkan.
B.     Hasil Analisis Kalimat
1.      Jenis Kalimat Berdasarkan Amanat yang Dikandungnya.
Dari analisis yang telah dilakukan maka dapat diketahui dari teks “Guru Profesional” hanya memiliki 2 jenis kalimat yang dilihat berdasarkan makna yang terkandung di dalamnya, yakni kalimat deklaratif dan kalimat aditif karena dalam teks tersebut hanya ada pernyataan dan keterangan tambahan pada kalimat pernyataan.
Berikut kalimatnya:
a)      Kalimat Deklaratif
1)      Sebagian orang berpendapat, bahwa mengajar adalah proses penyampaian atau mentransfer ilmu dari seorang pendidik kepada peserta didik.
2)      Kini mengajar harus kita maknai sebagai sebuah kegiatan yang komplek, yaitu penggunaan secara integratif pada sejumlah keterampilan untuk menyampaikan ilmu.
3)      Jika mengajar dipahami sebagai kegiatan mentransfer ilmu kepada siswa, maka mengajar itu sendiri hanya akan terbatas pada penyampaian ilmu itu saja.
4)      Guru di pihak pertama menyampaiakan ilmu dan siswa di pihak kedua akan menerima secara pasif.
5)      Kesimpulannya, hakekat menjajar itu merupakan usaha guru menciptakan dan mendesain proses belajar pada siswa.
6)      Jadi, guru yang profesional adalah guru yang dapat melakukan tugas mengajarnya dengan baik melalui keterampilan-keterampilan khusus agar tercipta sebuah pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan meyenangkan.
b)     Kalimat Aditif
1)      Tetapi, tampaknya pendapat ini harus jauh-jauh ditinggalkan, karena sudah tidak sesuai dengan perkembangan jaman.
2)      Pengintegrasian keterampilan-keterampilan yang dimaksud di sini harus dilandasi dengan seperangkat teori dan diarahkan oleh suatu pengetahuan/wawasan.
3)      Sedangkan penerapannya akan menjadi unik bila dipengaruhi oleh semua komponen belajar mengajar
4)      Komponen yang dimaksud adalah tujuan yang hendak digapai, ilmu yang ingin disampaikan, seubjek didik, fasilitas dan lingkungan belajar, dan yang tidak kalah penting adalah keterampilan, kebiasaan dan wawasan guru tentang dunia pendidikan dan misinya sebagai pendidik.
5)      Prosesnya pun bisa diketahui, pembelajaran akan berjalan secara membosankan.
6)      Karena yang mendominasi pembelajaran adalah guru, sedangkan siswa hanya sebagai penerima.
7)      Namun, apabila mengajar dimaknai sebagai segala upaya yang dilakukan dengan sengaja untuk menciptakan proses belajar pada siswa dan mencapai tujuan yang telah dirumuskan, maka jelas bahwa yang menjadi sasaran akhir dari proses pengajaran itu ialah siswa belajar.
8)      Artinya dalam hal ini segala upaya apapun dapat dilakukan selagi bisa dipertanggungjawabkan, dan bisa menghantarkan siswa menuju pencapaian tujuan belajar yang telah dicanangkan, artinya siswa belajar secara aktif, dan yang mendominasi dikelas adalah siswa.
9)      Jadi yang terpenting dalam belajar mengajar itu bukanlah bahan yang disampaikan oleh guru, akan tetapi proses siswa dalam mempelajari bahan tersebut (guru lebih menghargai proses dari pada hasil).
10)  Sekali lagi peranan yang menonjol dalam belajar mengajar ada pada siswa, ini bukan berarti bahwa peranan guru tersisihkan, hanya diubah saja.

2.      Jenis Kalimat Majemuk
a)      Kalimat Majemuk Setara
1)      Sebagian orang berpendapat, bahwa mengajar adalah proses penyampaian atau mentransfer ilmu dari seorang pendidik kepada peserta didik.
Kalimat ini termasuk kalimat majemuk setara karena ada kata penghubung atau di antara proses penyampaian dan mentransfer ilmu. Sehingga, kedua klausa tersebut yang dibentuk ke dalam kalimat memiliki status yang sama atau setara.
2)      Kini mengajar harus kita maknai sebagai sebuah kegiatan yang komplek, yaitu penggunaan secara integratif pada sejumlah keterampilan untuk menyampaikan ilmu.
Kalimat ini dinamakan dengan kalimat majemuk setara karena pada penggabungan klausa kegiatan yang komplek dan penggunaan secara integratif pada sejumlah keterampilan dihubungkan dengan kata yaitu sehingga terbentuk menjadi kalimat yang kedudukannya sama dan memiliki hubungan makna yang sama.
3)      Pengintegrasian keterampilan-keterampilan yang dimaksud di sini harus dilandasi dengan seperangkat teori dan diarahkan oleh suatu pengetahuan/wawasan.
Kalimat ini tergolong ke dalam kalimat majemuk setara karena juga memiliki kedudukan predikat yang sama. Dapat dilihat pada posisi kata dan di antara klausa yang terbentuk ke dalam kalimat tersebut yakni dilandasi dengan seperangkat teori & diarahkan oleh suatu pengetahuan/wawasan.
4)      Komponen yang dimaksud adalah tujuan yang hendak digapai, ilmu yang ingin disampaikan, subjek didik, fasilitas dan lingkungan belajar, dan yang tidak kalah penting adalah keterampilan, kebiasaan dan wawasan guru tentang dunia pendidikan dan misinya sebagai pendidik.
Kalimat di atas dinamakan dengan kalimat majemuk setara karena di dalam kalimat yang kompleks itu dihubungkan dengan kata penghubung dan di antara kalimat tunggal pertama Komponen yang dimaksud adalah tujuan yang hendak digapai, ilmu yang ingin disampaikan, subjek didik, fasilitas dan lingkungan belajar kemudian pada kalimat tunggal kedua yang tidak kalah penting adalah keterampilan, kebiasaan dan wawasan guru tentang dunia pendidikan dan misinya sebagai pendidik. Sehingga, penggabungan kalimat tunggal tersebut memiliki kedudukan yang setara.
5)      Guru di pihak pertama menyampaikan ilmu dan siswa di pihak kedua akan menerima secara pasif.
Kalimat kedua dari paragraf kedua ini juga tergolong ke dalam kalimat majemuk setara karena ada kata penghubung dan yang menandakan kedudukannya setara pada kalimat tunggal pertama guru di pihak pertama menyampaikan ilmu & pada kalimat tunggal kedua siswa di pihak kedua akan menerima secara pasif.
6)      Karena yang mendominasi pembelajaran adalah guru, sedangkan siswa hanya sebagai penerima.
Kalimat aditif pada paragraf kedua ini merupakan kalimat majemuk setara karena pada kata penghubung yang menerangkan sebuah makna berlawanan ditandai dengan kata sedangkan pada kalimat tunggal pertama karena yang mendominasi pembelajaran adalah guru dengan kalimat tunggal kedua siswa hanya sebagai penerima. Sehingga, terlihat bahwa kalimat itu memiliki status yang sederajat.
7)      Artinya dalam hal ini segala upaya apapun dapat dilakukan selagi bisa dipertanggungjawabkan dan bisa menghantarkan siswa menuju pencapaian tujuan belajar yang telah dicanangkan, artinya siswa belajar secara aktif dan yang mendominasi dikelas adalah siswa.
Kalimat majemuk setara di atas merupakan penggabungan empat kalimat tunggal yang keseluruhannya dihubungkan dengan kata penghubung dan.
8)      Kesimpulannya, hakekat menjajar itu merupakan usaha guru menciptakan dan mendesain proses belajar pada siswa.
Kalimat pertama pada paragraf ketiga di atas itu merupakan kalimat majemuk setara karena dilihat dari penggabungan kata kerja menciptakan yang dihubungkan dengan kata dan pada kata kerja mendesain.
b)     Kalimat Majemuk Bertingkat
Berikut kalimat-kalimat yang tergolong ke dalam kalimat majemuk bertingkat karena adanya penggabungan yang membentuk suatu konstruksi dengan memperlihatkan tingkatan yang tidak sama, terdiri dari bagian induk kalimat dan bagian anak kalimat. Kalimat majemuk bertingkat ini biasanya menggunakan kata-kata konjungsi. Namun, kerap kali ada kalimat majemuk bertingkat yang tidak menggunakan konjungsi-konjungsi.
1)      Tetapi, tampaknya pendapat ini harus jauh-jauh ditinggalkan karena sudah tidak sesuai dengan perkembangan jaman.
Kalimat di atas yang menghubungkan antara induk kalimat dan anak kalimat adalah kata penghubung yang menyatakan sebab yaitu karena.
2)      Sedangkan, penerapannya akan menjadi unik bila dipengaruhi oleh semua komponen belajar mengajar.
Kalimat majemuk bertingkat ini terhubung karena adanya kata konjungsi bila yang menyatakan syarat di antara induk dan anak kalimat.
3)      Jika mengajar dipahami sebagai kegiatan mentransfer ilmu kepada siswa, maka mengajar itu sendiri hanya akan terbatas pada penyampaian ilmu itu saja.
Konstruksi di atas terbentuk menjadi kalimat majemuk bertingkat karena ada konjungsi maka yang menyatakan pengakibatan di antara induk dan anak kalimat.
4)      Prosesnya pun bisa diketahui, pembelajaran akan berjalan secara membosankan.
Kalimat majemuk bertingkat di atas tidak ada kata konjungsi yang menghubungkan antara induk dan anak kalimat tetapi hubungannya tersirat.
5)      Namun, apabila mengajar dimaknai sebagai segala upaya yang dilakukan dengan sengaja untuk menciptakan proses belajar pada siswa dan mencapai tujuan yang telah dirumuskan, maka jelas bahwa yang menjadi sasaran akhir dari proses pengajaran itu ialah siswa belajar.
Terdapat kata konjungsi maka yang menghubungkan induk dan anak kalimat, sehingga membentuk kalimat majemuk bertingkat.
6)      Jadi yang terpenting dalam belajar mengajar itu bukanlah bahan yang disampaikan oleh guru, akan tetapi proses siswa dalam mempelajari bahan tersebut (guru lebih menghargai proses dari pada hasil).
Kalimat majemuk bertingkat di atas dibentuk dari induk kalimat yang dihubungkan oleh kata konjungsi akan tetapi dengan anak kalimat.
7)      Sekali lagi peranan yang menonjol dalam belajar mengajar ada pada siswa, ini bukan berarti bahwa peranan guru tersisihkan, hanya diubah saja.
Kalimat di atas tergolong juga ke dalam kalimat majemuk bertingkat meskipun tidak ada konjungsi yang menghubungkannya, tetapi di antara induk kalimat dan anak kalimatnya berlangsung secara tersirat.
8)      Jadi, guru yang profesional adalah guru yang dapat melakukan tugas mengajarnya dengan baik melalui keterampilan-keterampilan khusus agar tercipta sebuah pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan meyenangkan.
Kalimat akhir pada paragraf ketiga dalam teks dengan judul “Guru Profesional” ini termasuk juga kalimat majemuk bertingkat karena ada kata konjungsi yang menyatakan tujuan yaitu agar di antara induk dan anak kalimat di atas.

3.      Jenis Kalimat Inti dan Bukan Inti
Dalam teks “Guru Profesional” saya membedakan jenis kalimat inti dan bukan inti berdasarkan kelas kata yang menduduki sebagai predikat dalam struktur polanya. Menurut (Dola, 2010) kalimat inti adalah kalimat yang dibentuk dari klausa inti lengkap yang bersifat deklaratif, aktif, netral, atau afirmatif. Sedangkan, kalimat bukan inti adalah kalimat yang terbentuk dengan pengubahan pola kalimat inti seperti melalui proses pemasifan, dan sebagainya.
a)      Kalimat Inti
1)      Sebagian orang berpendapat, bahwa mengajar adalah proses penyampaian atau mentransfer ilmu dari seorang pendidik kepada peserta didik.
2)      Kini mengajar harus kita maknai sebagai sebuah kegiatan yang komplek, yaitu penggunaan secara integratif pada sejumlah keterampilan untuk menyampaikan ilmu.
3)      Sedangkan, penerapannya akan menjadi unik bila dipengaruhi oleh semua komponen belajar mengajar.
4)      Jika mengajar dipahami sebagai kegiatan mentransfer ilmu kepada siswa, maka mengajar itu sendiri hanya akan terbatas pada penyampaian ilmu itu saja.
5)      Guru di pihak pertama menyampaikan ilmu dan siswa di pihak kedua akan menerima secara pasif.
6)      Karena yang mendominasi pembelajaran adalah guru, sedangkan siswa hanya sebagai penerima.
7)      Namun, apabila mengajar dimaknai sebagai segala upaya yang dilakukan dengan sengaja untuk menciptakan proses belajar pada siswa dan mencapai tujuan yang telah dirumuskan, maka jelas bahwa yang menjadi sasaran akhir dari proses pengajaran itu ialah siswa belajar.
8)      Kesimpulannya, hakekat mengajar itu merupakan usaha guru menciptakan dan mendesain proses belajar pada siswa.
9)      Sekali lagi peranan yang menonjol dalam belajar mengajar ada pada siswa, ini bukan berarti bahwa peranan guru tersisihkan, hanya diubah saja.
10)  Jadi, guru yang profesional adalah guru yang dapat melakukan tugas mengajarnya dengan baik melalui keterampilan-keterampilan khusus agar tercipta sebuah pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan meyenangkan.
b)     Kalimat Bukan Inti
1)      Tetapi, tampaknya pendapat ini harus jauh-jauh ditinggalkan karena sudah tidak sesuai dengan perkembangan jaman.
2)      Pengintegrasian keterampilan-keterampilan yang dimaksud di sini harus dilandasi dengan seperangkat teori dan diarahkan oleh suatu pengetahuan/wawasan.
3)      Komponen yang dimaksud adalah tujuan yang hendak digapai, ilmu yang ingin disampaikan, subjek didik, fasilitas dan lingkungan belajar, dan yang tidak kalah penting adalah keterampilan, kebiasaan dan wawasan guru tentang dunia pendidikan dan misinya sebagai pendidik.
4)      Prosesnya pun bisa diketahui, pembelajaran akan berjalan secara membosankan.
5)      Artinya dalam hal ini segala upaya apapun dapat dilakukan selagi bisa dipertanggungjawabkan dan bisa menghantarkan siswa menuju pencapaian tujuan belajar yang telah dicanangkan, artinya siswa belajar secara aktif dan yang mendominasi dikelas adalah siswa.
6)      Jadi yang terpenting dalam belajar mengajar itu bukanlah bahan yang disampaikan oleh guru, akan tetapi proses siswa dalam mempelajari bahan tersebut (guru lebih menghargai proses dari pada hasil).




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS