ANALISIS KALIMAT
A.
Teks “Guru
Profesional”
Sebagian orang
berpendapat, bahwa mengajar adalah proses penyampaian atau mentransfer ilmu
dari seorang pendidik kepada peserta didik. Tetapi, tampaknya pendapat ini
harus jauh-jauh ditinggalkan karena sudah tidak sesuai dengan perkembangan
jaman. Kini mengajar harus kita maknai sebagai sebuah kegiatan yang komplek,
yaitu penggunaan secara integratif pada sejumlah keterampilan untuk
menyampaikan ilmu. Pengintegrasian keterampilan-keterampilan yang dimaksud di
sini harus dilandasi dengan seperangkat teori dan diarahkan oleh suatu pengetahuan/wawasan.
Sedangkan, penerapannya akan menjadi unik bila dipengaruhi oleh semua komponen
belajar mengajar. Komponen yang dimaksud adalah tujuan yang hendak digapai,
ilmu yang ingin disampaikan, subjek didik, fasilitas dan lingkungan belajar,
dan yang tidak kalah penting adalah keterampilan, kebiasaan dan wawasan guru
tentang dunia pendidikan dan misinya sebagai pendidik.
Jika mengajar dipahami sebagai kegiatan mentransfer ilmu kepada
siswa, maka mengajar itu sendiri hanya akan terbatas pada penyampaian ilmu itu
saja. Guru di pihak pertama menyampaikan ilmu dan siswa di pihak kedua akan
menerima secara pasif. Prosesnya pun bisa diketahui, pembelajaran akan berjalan
secara membosankan. Karena yang mendominasi pembelajaran adalah guru, sedangkan
siswa hanya sebagai penerima. Namun, apabila mengajar dimaknai sebagai segala upaya yang
dilakukan dengan sengaja untuk menciptakan proses belajar pada siswa dan
mencapai tujuan yang telah dirumuskan, maka jelas bahwa yang menjadi sasaran
akhir dari proses pengajaran itu ialah siswa belajar. Artinya dalam hal ini
segala upaya apapun dapat dilakukan selagi bisa dipertanggungjawabkan dan bisa
menghantarkan siswa menuju pencapaian tujuan belajar yang telah dicanangkan,
artinya siswa belajar secara aktif dan yang mendominasi dikelas adalah siswa.
Kesimpulannya, hakekat mengajar itu merupakan usaha guru
menciptakan dan mendesain proses belajar pada siswa. Jadi yang terpenting dalam
belajar mengajar itu bukanlah bahan yang disampaikan oleh guru, akan tetapi
proses siswa dalam mempelajari bahan tersebut (guru lebih menghargai proses
dari pada hasil). Sekali lagi peranan yang menonjol dalam belajar mengajar ada
pada siswa, ini bukan berarti bahwa peranan guru tersisihkan, hanya diubah
saja. Jadi, guru yang profesional adalah guru yang dapat melakukan tugas
mengajarnya dengan baik melalui keterampilan-keterampilan khusus agar tercipta
sebuah pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan meyenangkan.
B. Hasil Analisis Kalimat
1. Jenis Kalimat Berdasarkan Amanat
yang Dikandungnya.
Dari
analisis yang telah dilakukan maka dapat diketahui dari teks “Guru Profesional”
hanya memiliki 2 jenis kalimat yang dilihat berdasarkan makna yang terkandung
di dalamnya, yakni kalimat deklaratif dan kalimat aditif karena
dalam teks tersebut hanya ada pernyataan dan keterangan tambahan pada kalimat
pernyataan.
Berikut
kalimatnya:
a) Kalimat Deklaratif
1)
Sebagian orang
berpendapat, bahwa mengajar adalah proses penyampaian atau mentransfer ilmu
dari seorang pendidik kepada peserta didik.
2)
Kini mengajar
harus kita maknai sebagai sebuah kegiatan yang komplek, yaitu penggunaan secara
integratif pada sejumlah keterampilan untuk menyampaikan ilmu.
3)
Jika mengajar dipahami sebagai kegiatan mentransfer ilmu kepada
siswa, maka mengajar itu sendiri hanya akan terbatas pada penyampaian ilmu itu
saja.
4)
Guru di pihak pertama menyampaiakan ilmu dan siswa di pihak kedua
akan menerima secara pasif.
5)
Kesimpulannya, hakekat menjajar itu merupakan usaha guru
menciptakan dan mendesain proses belajar pada siswa.
6)
Jadi, guru yang profesional adalah guru yang dapat melakukan tugas
mengajarnya dengan baik melalui keterampilan-keterampilan khusus agar tercipta
sebuah pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan meyenangkan.
b) Kalimat Aditif
1)
Tetapi,
tampaknya pendapat ini harus jauh-jauh ditinggalkan, karena sudah tidak sesuai
dengan perkembangan jaman.
2)
Pengintegrasian
keterampilan-keterampilan yang dimaksud di sini harus dilandasi dengan
seperangkat teori dan diarahkan oleh suatu pengetahuan/wawasan.
3)
Sedangkan
penerapannya akan menjadi unik bila dipengaruhi oleh semua komponen belajar
mengajar
4)
Komponen yang
dimaksud adalah tujuan yang hendak digapai, ilmu yang ingin disampaikan, seubjek
didik, fasilitas dan lingkungan belajar, dan yang tidak kalah penting adalah
keterampilan, kebiasaan dan wawasan guru tentang dunia pendidikan dan misinya
sebagai pendidik.
5)
Prosesnya pun bisa diketahui, pembelajaran akan berjalan secara
membosankan.
6)
Karena yang mendominasi pembelajaran adalah guru, sedangkan siswa
hanya sebagai penerima.
7)
Namun, apabila mengajar dimaknai sebagai segala upaya yang
dilakukan dengan sengaja untuk menciptakan proses belajar pada siswa dan
mencapai tujuan yang telah dirumuskan, maka jelas bahwa yang menjadi sasaran
akhir dari proses pengajaran itu ialah siswa belajar.
8)
Artinya
dalam hal ini segala upaya apapun dapat dilakukan selagi bisa
dipertanggungjawabkan, dan bisa menghantarkan siswa menuju pencapaian tujuan
belajar yang telah dicanangkan, artinya siswa belajar secara aktif, dan yang
mendominasi dikelas adalah siswa.
9)
Jadi yang terpenting dalam belajar mengajar itu bukanlah bahan yang
disampaikan oleh guru, akan tetapi proses siswa dalam mempelajari bahan
tersebut (guru lebih menghargai proses dari pada hasil).
10)
Sekali lagi peranan yang menonjol dalam belajar mengajar ada pada
siswa, ini bukan berarti bahwa peranan guru tersisihkan, hanya diubah saja.
2.
Jenis Kalimat
Majemuk
a)
Kalimat Majemuk
Setara
1)
Sebagian orang berpendapat, bahwa mengajar adalah
proses penyampaian atau mentransfer ilmu dari seorang pendidik kepada peserta
didik.
Kalimat ini termasuk kalimat majemuk setara karena ada kata
penghubung atau di antara proses penyampaian dan mentransfer
ilmu. Sehingga, kedua klausa tersebut yang dibentuk ke dalam kalimat
memiliki status yang sama atau setara.
2)
Kini mengajar harus kita maknai sebagai sebuah kegiatan
yang komplek, yaitu penggunaan secara integratif pada sejumlah keterampilan
untuk menyampaikan ilmu.
Kalimat ini dinamakan dengan kalimat majemuk setara karena pada
penggabungan klausa kegiatan yang komplek dan penggunaan secara
integratif pada sejumlah keterampilan dihubungkan dengan kata yaitu
sehingga terbentuk menjadi kalimat yang kedudukannya sama dan memiliki hubungan
makna yang sama.
3)
Pengintegrasian keterampilan-keterampilan yang dimaksud
di sini harus dilandasi dengan seperangkat teori dan diarahkan oleh suatu
pengetahuan/wawasan.
Kalimat ini tergolong ke dalam kalimat majemuk setara karena juga
memiliki kedudukan predikat yang sama. Dapat dilihat pada posisi kata dan
di antara klausa yang terbentuk ke dalam kalimat tersebut yakni dilandasi
dengan seperangkat teori & diarahkan oleh suatu pengetahuan/wawasan.
4)
Komponen yang dimaksud adalah tujuan yang hendak
digapai, ilmu yang ingin disampaikan, subjek didik, fasilitas dan lingkungan
belajar, dan yang tidak kalah penting adalah keterampilan, kebiasaan dan
wawasan guru tentang dunia pendidikan dan misinya sebagai pendidik.
Kalimat di atas dinamakan dengan kalimat majemuk setara karena di
dalam kalimat yang kompleks itu dihubungkan dengan kata penghubung dan
di antara kalimat tunggal pertama Komponen yang dimaksud adalah tujuan yang
hendak digapai, ilmu yang ingin disampaikan, subjek didik, fasilitas dan
lingkungan belajar kemudian pada kalimat tunggal kedua yang tidak kalah
penting adalah keterampilan, kebiasaan dan wawasan guru tentang dunia
pendidikan dan misinya sebagai pendidik. Sehingga, penggabungan kalimat
tunggal tersebut memiliki kedudukan yang setara.
5)
Guru di pihak pertama
menyampaikan ilmu dan siswa di pihak kedua akan menerima secara pasif.
Kalimat kedua dari paragraf kedua ini juga tergolong ke dalam
kalimat majemuk setara karena ada kata penghubung dan yang menandakan
kedudukannya setara pada kalimat tunggal pertama guru di pihak pertama
menyampaikan ilmu & pada kalimat tunggal kedua siswa di pihak kedua
akan menerima secara pasif.
6)
Karena yang mendominasi
pembelajaran adalah guru, sedangkan siswa hanya sebagai penerima.
Kalimat aditif pada paragraf kedua ini merupakan kalimat majemuk
setara karena pada kata penghubung yang menerangkan sebuah makna berlawanan
ditandai dengan kata sedangkan pada kalimat tunggal pertama karena
yang mendominasi pembelajaran adalah guru dengan kalimat tunggal kedua siswa
hanya sebagai penerima. Sehingga, terlihat bahwa kalimat itu memiliki
status yang sederajat.
7)
Artinya dalam hal ini
segala upaya apapun dapat dilakukan selagi bisa dipertanggungjawabkan dan
bisa menghantarkan siswa menuju pencapaian tujuan belajar yang telah
dicanangkan, artinya siswa belajar secara aktif dan yang mendominasi
dikelas adalah siswa.
Kalimat majemuk setara di atas merupakan penggabungan empat kalimat
tunggal yang keseluruhannya dihubungkan dengan kata penghubung dan.
8)
Kesimpulannya, hakekat
menjajar itu merupakan usaha guru menciptakan dan mendesain proses belajar pada
siswa.
Kalimat pertama pada paragraf ketiga di atas itu merupakan kalimat
majemuk setara karena dilihat dari penggabungan kata kerja menciptakan
yang dihubungkan dengan kata dan pada kata kerja mendesain.
b)
Kalimat Majemuk
Bertingkat
Berikut kalimat-kalimat yang tergolong ke dalam kalimat majemuk
bertingkat karena adanya penggabungan yang membentuk suatu konstruksi dengan
memperlihatkan tingkatan yang tidak sama, terdiri dari bagian induk kalimat dan
bagian anak kalimat. Kalimat majemuk bertingkat ini biasanya menggunakan
kata-kata konjungsi. Namun, kerap kali ada kalimat majemuk bertingkat yang
tidak menggunakan konjungsi-konjungsi.
1)
Tetapi, tampaknya pendapat ini harus jauh-jauh ditinggalkan
karena sudah tidak sesuai dengan perkembangan jaman.
Kalimat di atas yang menghubungkan antara induk kalimat dan anak
kalimat adalah kata penghubung yang menyatakan sebab yaitu karena.
2)
Sedangkan, penerapannya akan menjadi unik bila dipengaruhi
oleh semua komponen belajar mengajar.
Kalimat majemuk bertingkat ini terhubung karena adanya kata
konjungsi bila yang menyatakan syarat di antara induk dan anak kalimat.
3)
Jika mengajar dipahami sebagai
kegiatan mentransfer ilmu kepada siswa, maka mengajar itu sendiri hanya akan
terbatas pada penyampaian ilmu itu saja.
Konstruksi di atas terbentuk menjadi kalimat majemuk bertingkat
karena ada konjungsi maka yang menyatakan pengakibatan di antara induk
dan anak kalimat.
4)
Prosesnya pun bisa diketahui,
pembelajaran akan berjalan secara membosankan.
Kalimat majemuk bertingkat di atas tidak ada kata konjungsi yang
menghubungkan antara induk dan anak kalimat tetapi hubungannya tersirat.
5)
Namun, apabila mengajar dimaknai
sebagai segala upaya yang dilakukan dengan sengaja untuk menciptakan proses
belajar pada siswa dan mencapai tujuan yang telah dirumuskan, maka jelas
bahwa yang menjadi sasaran akhir dari proses pengajaran itu ialah siswa
belajar.
Terdapat kata konjungsi maka yang menghubungkan induk dan
anak kalimat, sehingga membentuk kalimat majemuk bertingkat.
6)
Jadi yang terpenting dalam
belajar mengajar itu bukanlah bahan yang disampaikan oleh guru, akan tetapi
proses siswa dalam mempelajari bahan tersebut (guru lebih menghargai proses
dari pada hasil).
Kalimat majemuk bertingkat di atas dibentuk dari induk kalimat yang
dihubungkan oleh kata konjungsi akan tetapi dengan anak kalimat.
7)
Sekali lagi peranan yang
menonjol dalam belajar mengajar ada pada siswa, ini bukan berarti bahwa peranan
guru tersisihkan, hanya diubah saja.
Kalimat di atas tergolong juga ke dalam kalimat majemuk bertingkat
meskipun tidak ada konjungsi yang menghubungkannya, tetapi di antara induk
kalimat dan anak kalimatnya berlangsung secara tersirat.
8)
Jadi, guru yang profesional
adalah guru yang dapat melakukan tugas mengajarnya dengan baik melalui keterampilan-keterampilan
khusus agar tercipta sebuah pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,
efektif, dan meyenangkan.
Kalimat akhir pada paragraf ketiga dalam teks dengan judul “Guru
Profesional” ini termasuk juga kalimat majemuk bertingkat karena ada kata
konjungsi yang menyatakan tujuan yaitu agar di antara induk dan anak
kalimat di atas.
3.
Jenis Kalimat
Inti dan Bukan Inti
Dalam teks
“Guru Profesional” saya membedakan jenis kalimat inti dan bukan inti
berdasarkan kelas kata yang menduduki sebagai predikat dalam struktur polanya.
Menurut (Dola, 2010) kalimat inti adalah kalimat yang dibentuk dari
klausa inti lengkap yang bersifat deklaratif, aktif, netral, atau afirmatif.
Sedangkan, kalimat bukan inti adalah kalimat yang terbentuk dengan pengubahan
pola kalimat inti seperti melalui proses pemasifan, dan sebagainya.
a)
Kalimat Inti
1)
Sebagian orang
berpendapat, bahwa mengajar adalah proses penyampaian atau mentransfer ilmu
dari seorang pendidik kepada peserta didik.
2)
Kini mengajar
harus kita maknai sebagai sebuah kegiatan yang komplek, yaitu penggunaan secara
integratif pada sejumlah keterampilan untuk menyampaikan ilmu.
3)
Sedangkan,
penerapannya akan menjadi unik bila dipengaruhi oleh semua komponen belajar
mengajar.
4)
Jika mengajar dipahami sebagai kegiatan mentransfer ilmu kepada
siswa, maka mengajar itu sendiri hanya akan terbatas pada penyampaian ilmu itu
saja.
5)
Guru di pihak pertama menyampaikan ilmu dan siswa di pihak kedua
akan menerima secara pasif.
6)
Karena yang mendominasi pembelajaran adalah guru, sedangkan siswa
hanya sebagai penerima.
7)
Namun, apabila mengajar dimaknai sebagai segala upaya yang
dilakukan dengan sengaja untuk menciptakan proses belajar pada siswa dan
mencapai tujuan yang telah dirumuskan, maka jelas bahwa yang menjadi sasaran
akhir dari proses pengajaran itu ialah siswa belajar.
8)
Kesimpulannya, hakekat mengajar itu merupakan usaha guru
menciptakan dan mendesain proses belajar pada siswa.
9)
Sekali lagi peranan yang menonjol dalam belajar mengajar ada pada
siswa, ini bukan berarti bahwa peranan guru tersisihkan, hanya diubah saja.
10)
Jadi, guru yang profesional adalah guru yang dapat melakukan tugas
mengajarnya dengan baik melalui keterampilan-keterampilan khusus agar tercipta
sebuah pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan meyenangkan.
b)
Kalimat Bukan
Inti
1)
Tetapi,
tampaknya pendapat ini harus jauh-jauh ditinggalkan karena sudah tidak sesuai
dengan perkembangan jaman.
2)
Pengintegrasian
keterampilan-keterampilan yang dimaksud di sini harus dilandasi dengan
seperangkat teori dan diarahkan oleh suatu pengetahuan/wawasan.
3)
Komponen yang
dimaksud adalah tujuan yang hendak digapai, ilmu yang ingin disampaikan, subjek
didik, fasilitas dan lingkungan belajar, dan yang tidak kalah penting adalah
keterampilan, kebiasaan dan wawasan guru tentang dunia pendidikan dan misinya
sebagai pendidik.
4)
Prosesnya pun bisa diketahui, pembelajaran akan berjalan secara
membosankan.
5)
Artinya dalam hal ini segala upaya apapun dapat dilakukan selagi
bisa dipertanggungjawabkan dan bisa menghantarkan siswa menuju pencapaian
tujuan belajar yang telah dicanangkan, artinya siswa belajar secara aktif dan
yang mendominasi dikelas adalah siswa.
6)
Jadi yang terpenting dalam belajar mengajar itu bukanlah bahan yang
disampaikan oleh guru, akan tetapi proses siswa dalam mempelajari bahan
tersebut (guru lebih menghargai proses dari pada hasil).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar