Lalu... merasa itu telah lama terjadi.
Kini.... perasaan yang seperti masih yang lalu. Telah berbeda dari yang
sekarang, sungguh. Detakan detik itu telah berlama-lama mengelilingi angka itu.
Suaranya bising, menoleh... ternyata telah berlalu.
Yah, mulailah kita menyesali yang telah
terlewati. Ingin lebih baik lagi, semua orang menginginkannya. Menyesali semuanya,
itulah yang setiap individu ngiangkan.
Akan ada waktu yang menjanjikan
kebahagian, sebuah kesenangan dalam hati. Menjingkrak. Terbahak. Namun..........
lagi lagi bitterpast itu menghantui.
Untuk ku, masa pahit itu masa yang telah
menjadi masa lalu tidak perlu dan tidak baik untuk kita benci. Kebahagiaan sekarang
terlahir dari keterpurukan yang telah beranjak sejak lama.
Waktunya merangkak bebas, tidak pamit. Kenapa?
Apa perlu? Tidak. Hanya saja setiap orang perlu untuk menyadari waktu yang
terus berjalan ini. Menjaga kelakuan, mengingat kematian. Selalu kita berusaha
dengan menjadi sosok indah itu. Sejauh usaha yang dilakukan hanya untuk masa
depan. Baiknya, tidak hanya untuk future didunia. Tidak ada salahnya bila
menabung untuk meraih kebahagiaan surga itu.
Allah, Tuhanku. Aku makin bimbang dan
dibuat aneh akan ini semua. Segalanya yang telah berubah. Derajatnya yang makin
menaik. Makin kerasa hidup didunia ini. Makin sulit menghindari dosa, terus
berusaha menjadi yang terbaik. Ujian itupun selalu menyela menyelip dalam
proses mengubah diri. Bukan mengubah penampilan luar tapi membuat aura dalam
diri terpancar menjadi indah.
Semuanya.....! tidak ada yang tidak
menginginkan itu, semuanya mengharapkan.
Penyesalanpun selalu mengejek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar